News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Bantul

FAKTA Terbaru Kecelakaan Bus di Bantul: Tak Ada Jejak Pengereman hingga Kesaksian Korban Selamat

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah bus pariwisata rusak parah setelah mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, tepatnya di bawah Bukit Bego, Imogiri Bantul, Minggu (6/2/2022) siang. Inilah fakta terbaru kecelakaan bus di Imogiri, Bantul. KNKT menyebut tidak ada jejak pengereman di lokasi kecelakaan hingga kesaksian korban selamat.

Masih kata Iwan, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kecelakaan maut tersebut.

"Ada empat faktor yang mengiringi, mempengaruhi atau menyebabkan kecelakaan, bisa faktor manusia, faktor kendaraan, faktor lingkungan atau faktor jalan."

"Nah kita belum bisa menentukan faktor yang mana penyebab kecelakaan ini," ujar Iwan.

Iwan juga menjelaskan belum bisa menyampaikan terkait proses hukum kasus kecelakaan bus lantaran masih mengumpulkan bukti-bukti.

"Proses penyidikan belum berlangsung, jadi nanti soal penanganan hukumnya seperti apa. Yang bisa kita sampaikan hasil olah TKP akan kita maksimalkan untuk penyidikan lebih lanjut," katanya.

Disinggung terkait kondisi bus, Iwan juga masih menunggu penilaian dari tim ahli yang diterjunkan.

"Kalau bus layak atau tidak nanti ada ahli yang menyampaikan, ahli yang assessement pada kita nanti baru bisa kita sampaikan layak atau tidak," ujar Iwan.

3. Tak Ada Jejak Pengereman

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019). (Tribunnews.com/ Rizal Bomantama)

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono menilai, dari pengamatan awal tidak ada jejak pengereman dari bus pariwisata tersebut.

"Kita lihat di sini kan terakhir tidak ada jejak pengereman, itu fakta. Kenapa kok enggak ada? itu nanti dianalisa baru bisa ketahuan," kata Soerjanto, dikutip dari Kompas.com.

Selain itu, kata Soerjanto, dari geometri jalan untuk menganalisa penyebab kecelakaan.

"Jadi, di lokasi ini nanti kami akan detailkan ukur dari geometri jalannya, nanti kami hitung kalau memang geometrinya cukup ekstrem untuk bus besar, kami akan rekomendasikan seperti di Dieng."

"Berhenti di lokasi tertentu, naiknya pakai kendaraan kecil," kata dia.

"Dulu kayanya di sini pernah pakai shuttle bus," ucap Soerjanto.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini