TRIBUNNEWS.COM, PALU - Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid akan memuseumkan ban milik Tili yang berhasil dilepasnya dari leher buaya.
Itu diungkapkannya setelah sesi makan siang bersama Tili di ruang kerjanya Jl Balai Kota Palu, Kelurahan Tanamonindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Kamis (10/2/2022) siang.
"Dan Insya Allah ban ini akan dimuseumkan," ungkap Hadianto Rasyid.
Ban itu akan dimasukkan kedalam kotak kaca.
Untuk selanjutnya akan dipajang di Palu Plaza.
Selain ban, rencananya Hadianto Rasyid juga akan membuat patung buaya.
Baca juga: Sosok Pria Asal Sragen Penakluk Buaya Berkalung Ban, Dipuji Lebih Hebat dari Panji Sang Petualang
"Kita akan buat nanti ketika selesai pembangunan revitalisasi Palu Plaza. Nanti kita juga akan buatkan di sana patung buaya berkalung ban, dan ban ini akan dipajang disana," beber Hadianto Rasyid.
Dapat julukan baru
Pria asal Sragen, Tili (35) mendapatkan undangan makan siang bersama Wali Kota Palu Hadianto Rasyid.
Makan siang itu berlangsung di ruang kerja Hadianto Rasyid Jl Balai Kota Palu, Kelurahan Tanamonindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Kamis (10/2/2022) siang.
Dalam pertemuan dengan penangkap Buaya Berkalung Ban itu, Hadianto Rasyid memberikan julukan baru kepada Tili yaitu pria Buban (Buaya Berkalung Ban).
"Sekarang Pak Tili punya julukan baru, yaitu Buban, singkatan dari Buaya Berkalung Ban," kata Hadianto Rasyid.
Baca juga: Masa Kecil Tili yang Bebaskan Buaya Berkalung Ban Diungkap Ibunya, Suka Berburu Ular hingga Biawak
Hadianto Rasyid sangat mengapresiasi niat baik dan keberanian Tili yang melepas ban dari leher Buaya di Sungai Palu.
Apalagi Tili diketahui mengeluarkan biaya pribadi Rp 4 juta dan energi agar upayanya itu berhasil.
"Dari pemerintah tidak ada reward yang diberikan, hanya kita menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pak Tili, Alhamdulillah atas perhatian yang baik dan kemudian keberanian serta tekat yang bulat dalam upaya menyelamatkan Buaya Berkalung Ban yang di berada di Sungai Palu bisa bisa berjalan dengan baik," jelas Hadianto Rasyid, Kamis (10/1/2022) siang.
Tili mengucapkan terima kasih atas undangan dan perhatian Pemerintah Kota Palu.
"Terima kasih kepada Wali Kota Palu karena sudah mengundang saya makan siang. Dan apresiasi yang sudah diberikan kepada saya," ujar Tili.
Sebelumnya, Aksi penangkapan buaya berkalung ban tersebut menjadi tontonan warga sekitar hingga membuat macet jalanan.
Baca juga: Perjalanan Lepas Jeratan Buaya Berkalung Ban Sejak Tahun 2016 hingga Tili yang Kini Jadi Incaran
Motif penangkapan yang dilakukan oleh Tili ialah semata-mata karena ia merasa kasihan dengan buaya itu.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucap Tili.
Ia memasang umpan dan menalikan umpan itu dengan sebuah tali yang ujungnya diikat pada batang kayu besar disekitar sungai.
Hal itu dimaksudkan agar memudahkan dalam menarik buaya saat umpannya dimakan.
Usaha penangkapan buaya berkalung ban yang dilakukan oleh Tili ini telah berlangsung selama tiga pekan lamanya.
Tepatnya sejak pertengahan Januari lalu, Tili setiap sore memasang umpan untuk menangkan sang buaya.
Umpan yang diberikan pun bermacam-macam, mulai dari merpati hingga ayam.
Tili mengaku, selama ini ia mengeluarkan uang dari kantong pribadinya hingga jutaan rupiah untuk membeli umpan.
Menurutnya, ia sudah menghabiskan umpan hingga 35 ekor ayam dan juga merpati dengan kisaran biaya Rp4 juta.
Baca juga: Perjuangan Tili Tangkap Buaya Berkalung Ban: Percobaan Selama 3 Pekan, Habis Rp 4 Juta untuk Umpan
"Habis uang sekitar Rp4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya.
Untuk peralatan lain, ia hanya mengandalan sebuah tali kapal dengan panjang 300 meter.
Sayangnya, tali tersebut sempat dicuri orang hingga akhirnya hanya menyisakan 100 meter saja.
"Kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.
"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal, makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.
Beberapa hari sebelum buaya berkalung ban tersebut ditangkap, Tili terlebih dahulu telah menangkap anak dari sang buaya.
Anak buaya itu ditangkapnya saat berada di tengah-tengah sungai menggunakan perahu rakit.
"Anaknya buaya ini saya tangkap di sana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah 4 hari saya tangkap anaknya buaya ini," ungkap Tili, Selasa (8/2/2022).
Pria yang baru empat bulan tinggal di Kota Palu ini mengatakan, buaya berkalung ban ini dianggap seperti temannya.
Setelah keberhasilannya menangkap buaya berkalung ban itu, Tili menjadi perbincangan masyarakat luas, khususnya di Kota Palu.
Atas aksi beraninya itu, Tili mendapat pujian dari masyarakat.
Bahkan, Tili dikabarkan mendapat hadiah berupa makan gratis selama satu bulan di sebuah rumah makan di Kota Palu.
Baca juga: Buaya Berkalung Ban Takluk di Tangan Tili, Pernah Gagal Ditangkap Panji Petualang hingga Matt Wright
"Jadi Radja Penyet Mas Fais mengundang makan bersama keluarga dan memberikan Voucher makan gratis selama satu bulan kepada mas Tili yang berhasil menangkap Buaya Berkalung Ban ," ungkap pemilik rumah makan, Fais pada Selasa (8/2/2022).
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Palu, Sudaryano R Lamangkona juga mengapresiasi aksi Tili itu. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Wali Kota Palu Akan Museumkan Ban Milik Tili yang Dilepas dari Leher Buaya Sungai Palu dan Tili Penangkap Buaya Berkalung Ban Dapat Julukan Baru dari Wali Kota Palu