TRIBUNNEWS.COM - Telah terjadi kecelakaan antara Kereta Api Doho relasi Blitar-Surabaya dengan bus pariwisata PO Harapan Jaya di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (27/2/2022) pukul 05.20 WIB.
Menurut siaran melalui saluran Radio Andika FM (Kediri) 105.7 FM, Minggu, laka terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di jalan alternatif Kediri – Tulungagung.
Untuk diketahui, jalan alternatif ini sering digunakan oleh pengguna mobil pribadi.
Baca juga: Tabrakan Motor dan Minibus Pather di Gresik, Satu Orang Tewas
Baca juga: Jasa Raharja Santuni Korban Kecelakaan Speedboat di Tual
Dalam teknis penjagaannya, biasanya, setiap hari ada penjaga perlintasan kereta api minimal 2 orang.
Namun, pada Minggu pagi, masih belum ada masyarakat yang menjaga pintu perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut.
Informasi tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolsek Kedungwaru Polres Tulungagung, AKP Siswanto.
Siswanto menjelaskan saat ini pihaknya bersama warga setempat sedang melakukan evakuasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dalam insiden ini, Siswanto mengabarkan bahwa terdapat korban meninggal dunia.
Baca juga: PT KAI Daop 1 Jakarta Kembali Tutup 4 Perlintasan Liar Rawan Kecelakaan
Berdasarkan data sementara, korban tewas berjumlah empat orang, sebagaimana diberitakan Surya.co.id.
3 Rombongan Menuju Jatim Park Malang
Diketahui, bus pariwisata PO Harapan Jaya ini berjumlah tiga rombongan.
Tiga bus pariwisata ini berangkat dari toko plastik di Desa Ketanon, Kedungwaru, Tulungagung yang lokasinya tidak jauh dari TKP.
Mengutip Surya.co.id, tiga bus disewa untuk mengangkut 128 karyawan toko plastik tersebut.
Rencananya, ketiga rombongan ini akan melakukan perjalanan wisata menuju Jatim Park, Malang.
Rombongan bus pertama berhasil melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut.
Baca juga: Viral di Media Sosial, Malam-malam Warga Srengseng Amuk Mobil yang Tabrak Kendaraan Lain
Baca juga: Truk Tabrak Pohon di Salatiga, Sopir dan Seorang Penumpang Tewas
Sementara, saat rombongan bus kedua yang membawa 41 penumpang melintasi rel kereta, bus melaju bersamaan dengan datangnya KA Doho relasi Blitar-Surabaya dari arah Tulungagung.
Nahas, bagian belakang bus yang tertabrak KA hingga mengalami kerusakan parah.
Selain itu, dari foto yang beredar, bagian depan kemudi bus juga mengalami kerusakan.
Penuturan Saksi Mata
Seorang warga setempat, Purwanto (58) menuturkan, kronologi kecelakaan maut di perlintasan Kereta Api tanpa pintu ini awalnya ada tiga bus yang beriringan.
Mereka membawa karyawan pabrik dan toko plastik, juga milik warga setempat.
Bus Harapan Jaya akan berangkat wisata ke Kota Batu.
"Saya dari rumah dengar suara sangat keras, seperti ledakan. Warga langsung berlarian mendekat," ucap Purwanto.
Ia menuturkan, awalnya bus yang paling depan tidak kunjung berangkat.
Lalu bus kedua berangkat mendahului dan melintasi rel kereta api.
Melihat itu, bus pertama yang didahului ikut melaju di belakangnya.
"Jadi yang bus kedua jadi bus pertama, dia sudah lolos. Bus berikutnya ngejar," sambung Purwanto.
Saat bus kedua melintas di atas rel, melaju Kereta Api Rapih Doho dari arah selatan.
Bus tertabrak di bagian belakang sebelah kanan hingga ringsek parah.
Karena kerasnya benturan, bus berputar hingga kepalanya menghadap ke barat.
Bagian depan bus membentur gerbong pertama dan gerbong kedua kereta relasi Blitar-Surabaya ini.
Dua penumpang terlempar keluar dari kaca bus yang pecah, hingga ada di barat rel kereta.
Sementara ada korban yang terlempar di belakang bus yang ringsek.
"Pokoknya ada tujuh orang yang parah kondisinya. Dua meninggal di atas bus," ungkap Purwanto.
Para korban dievakuasi ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, awalnya ada empat korban meninggal di lokasi kejadian.
Sementara satu orang meninggal dunia di rumah sakit.
Dengan demikian ada lima orang yang meninggal dunia.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kronologi Bus Harapan Jaya Tertabrak Kereta Api di Tulungagung yang Tewaskan Lima Orang
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani, Surya.co.id/David Yohanes)