Laporan Wartawan Serambi Indonesia Yusmandin Idris
TRIBUNNEWS.COM, BIREUEN – Berangkat dari kamp pengungsian berlayar selama 25 hari menggunakan boat, ratusan pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar mendarat di Bireuen Aceh, Minggu (6/3/2022) sekitar pukul 03.00 WIB.
S Umar Fariq (11) salah seorang dari pengungsi Rohingya menjawab pertanyaan seorang anggota Polsek Jangka, Bripka Elfandiar di meunasah setempat.
Umar Fariq menceritakan perjalanan mereka dalam bahasa Inggris kepada Bripka Elfandiar dan didengar warga lainnya serta camat setempat dan berbagai unsur.
Bripka Elfandiar kepada Serambinews.com mengatakan, mereka berjumlah 114 orang berada di kamp pengungsian.
Mereka melarikan diri dengan sebuah boat.
Baca juga: Kebakaran Melanda Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh, Ribuan Orang Kehilangan Tempat Tinggal
Boat yang mereka ditumpangi mereka dan bergerak tidak tentu arah ingin keluar dari Myanmar dan menuju negara yang penduduk mayoritas Islam.
“Mereka sudah 25 hari berada di laut dan tidak tentu arahnya kemana dan mereka ingin berada di negara Islam,” ujar Bripka Elfandiar.
Umar Fariq salah satu pengungsi yang mahir bahasa Inggis, sedangkan lainnya mungkin tidak begitu fasih dan mereka berbicara bahasa mereka sendiri.
Dalam perjalanan tersebut, kata Umar Fariq, beberapa hari lalu berjumpa dengan sebuah boat dari Bangladesh, India, boat tersebut berisi dua orang pria.
Boat Imigran Rohingya dihentikan oleh kedua pria tersebut yang turun dan naik ke dalam boat.
Mereka mengutip sejumlah uang agar perjalanan aman dan diarahkan ke negara Islam.
Setelah itu, boat mereka diarahkan dan didampingi mereka sampai kemarin malam mendekati kawasan tersebut.
Boat asal Bangladesh tersebut mengarahkan mereka ke arah sini (pesisir Bireuen).