Setelah mendekati pantai, boat tersebut menghilang dan akhirnya mereka merapat ke bibir pantai.
Umar Fariq yang fasih berbahasa Ingris menceritakan kisah perjalanan mereka sehingga mendarat di pinggir pantai kawasan Desa Alue Buya Pasie, Jangka, Bireuen.
"Sepertinya, boat tersebut mengarahkan mereka setelah itu menghilang," ujar Bripka Elfandiar.
Keuchik Alue Buya Pasi, Muslim A Majid mengatakan, awalnya mereka melihat ada satu unit boat mendekati pantai berjarak sekitar 500 meter dengan perkampungan warga.
Baca juga: Berhari-hari Terombang-ambing di Perairan Bireuen, 105 Imigran Rohingya Dievakuasi ke Shelter BLK
Warga mengawasi boat tersebut dan khawatir boat tersebut menurunkan sesuatu di daerah mereka.
“Awalnya kami menduga boat pelaku kejahatan maka dipantau terus,” ujarnya.
Beberapa saat kemudian mereka mendekat dan melihat boat dalam keadaan kosong.
Warga semakin curiga dan melihat di kawasan hutan bakau.
Ternyata penumpang boat sudah turun dan masuk hutan, mereka duduk berkelompok.
Warga segera memastikan dan ada yang menduga mereka adalah pengungsi Rohingya dan harus segera dibantu.
Setelah itu perangkat desa melakukan koordinasi dengan camat, Polsek dan Danramil Jangka untuk penanganan lebih lanjut.
Seluruh mereka diarahkan ke meunasah untuk tempat penampungan sementara.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Sudah 25 Hari Pengungsi Rohingya di Laut Lepas dan Akhirnya Mendarat di Bireuen