News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Goreng

Jokowi Turun Langsung Cek Stok Minyak Goreng di Pasar: Barang Ada, tapi Mahal ya

Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo saat mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan di Yogyakarta, Minggu (13/3/2022)..(dok. Sekretariat Presiden)

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun langsung mengecek stok minyak goreng.

Jokowi mendatangi sejumlah lokasi toko swalayan dan pasar.

Saat mendatangi minimarket, Jokowi melihat tidak ada stok minyak goreng.

Sementara saat di pasar, Jokowi menemukan minyak goreng dengan harga bervariasi.

Jokowi menyebut bahwa harga minyak goreng masih mahal.

Hal ini dilakukan Presiden ketika berada di Yogyakarta pada Minggu (13/3/2022) pagi.

Dilansir dari keterangan tertulis Sekretariat Presiden, saat tiba di sebuah minimarket yang berada di Pasar Kembang, Yogyakarta, pada pukul 09.05 WIB, Jokowi langsung berjalan menuju tempat minyak goreng. Namun, ketika itu tidak ada stok minyak goreng.

Baca juga: Pemerintah Diklaim Tak Berhasil Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Ombudsman akan Panggil Mendag

Baca juga: Kenapa Minyak Goreng Langka dan Mahal? Apa Penyebabnya? Kemendag hingga Ombudsman Beri Penjelasan

“Sejak kapan tidak ada?” tanya Jokowi.

“Baru tadi pagi, Pak,” jawab penjaga minimarket.

Jokowi pun menanyakan harga jual minyak goreng tersebut.

“Kalau yang dua literan itu Rp 28.000, tapi kalau yang satu liter itu Rp 14.000,” ucap penjaga minimarket.

Tak hanya menanyakan harga, Presiden juga ingin tahu tentang pengiriman minyak goreng tersebut.

“Tapi datang lagi kapan?” tanya Presiden. “Enggak mesti, Pak,” ucap penjaga toko.

Selain mengunjungi toko swalayan, Jokowi juga mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di pedagang yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta.
Di kedua pasar tersebut, Jokowi menemukan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 14.000 per liter hingga Rp 20.000 per liter.

Namun, tingginya harga minyak goreng juga tidak menjamin ketersediaan stok.

“Barang ada, tapi mahal ya,” ucap Jokowi mengomentari tingginya harga minyak goreng.

“Ada tapi lambat, Pak, nanti kalau sudah habis lama lagi,” kata salah satu pedagang.

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Maros Sulsel Rp 60.000 per 2 Liter, Warga: Harganya Mahal, Barangnya Langka

Masalah lainnya adalah tidak adanya jadwal yang pasti tentang pengiriman minyak goreng ke para pedagang ataupun toko swalayan.

Kepala Negara tidak mendengar jawaban yang pasti kapan minyak goreng akan dikirim.

Hampir semua pedagang menjawab tidak tahu kapan akan ada pengiriman berikutnya.

“Ya enggak mesti, Pak, bisa tiga hari sekali,” ucap salah satu pedagang yang ditemui Jokowi.

Terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam keterangan persnya di Balikpapan menyebut bahwa pengecekan langsung yang dilakukan Presiden Jokowi merupakan suatu kelaziman ketika berada di daerah, termasuk soal minyak goreng.

"Pada prinsipnya Bapak Presiden dalam setiap kunjungan ke daerah, beliau pasti juga melakukan sidak untuk melihat persoalan yang menyangkut minyak goreng dan beliau sangat memahami persoalan ini," ujar Pramono.

Lebih jauh, Pramono menjelaskan bahwa Presiden segera memutuskan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah dalam waktu dekat terkait minyak goreng tersebut.

Baca juga: Emak-emak Meninggal saat Antre Minyak Goreng, Suami Buka Suara: Dia Tak Berdesak-desakan

Kepala Negara juga akan segera mengadakan rapat bersama jajarannya selepas acara di ibu kota negara (IKN)

"Hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama, sehingga dengan demikian direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini."

"Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini," jelasnya.

Selain itu, Pramono juga menyebutkan bahwa pemerintah akan meminta para produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk memprioritaskan kebutuhan di dalam negeri.

"Dilihat dari total produksi (CPO) kita yang hampir 50 juta kan hampir 26-28 juta itu diekspor, sehingga dengan demikian bagian untuk ekspor itu harus diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri."

"Maka, harus diminta kepada produsen untuk lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat kita pada saat ini, walaupun harga di luar tinggi sekali," tegas Pramono.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cek Ketersediaan Minyak Goreng, Jokowi: Barangnya Ada, tapi Mahal ya..."

(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini