TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Emak-emak mengeluhkan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.
Mulai dari minyak goreng, tahu dan tempe, daging sapi dan ayam potong, lalu bawang merah, serta cabai semuanya naik.
Bahkan, gas elpiji 12 kg dan 5,5 Kg juga turut naik.
Hingga diikuti dengan gas elpiji ukuran 3 Kg yang kini naik, lantaran tingginya permintaan.
Masyarakat pun beralih gunakan gas elpiji 3 Kg, dari yang semula memakai gas elpiji 12 Kg dan 5,5 Kg.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Tak Kunjung Turun, Pedagang: Jelang Puasa Bisa Naik Lagi
Kondisi ini membuat para pembeli, mayoritas kaum emak-emak atau Ibu Rumah Tangga (IRT) menjerit.
Lantaran mereka pusing bagaimana mengelola keuangan, agar tetap bisa berbelanja kebutuhan pokok guna sehari-hari.
Kenaikan harga sejumlah komoditas yang terjadi tersebut juga dikeluhkan para emak-emak di Kabupaten Serang.
Mimin Sulastri, warga Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng, sejumlah jenis cabai, bawang merah, bawang putih, tempe, tahu, daging sapi, daging ayam serta gas elpiji yang juga mengalami kenaikan.
"Pusing satu barang naik saja sudah memberatkan, sekarang semua naik bersamaan," kata perempuan berusia 55 tahun saat ditemui disalah satu toko sembako di Kecamatan Ciruas, Senin (14/3/2022).
Baca juga: Harga Minyak Melonjak, Pengamat Apresiasi Efisiensi Ketat Pertamina
"Makanya kalau belanja harus benar-benar dihitung banget."
"Ibaratnya masak ayam sama tempe dan buat sambal saja sudah susah karena harga mahal. Cabai, bawang juga naik," katanya.
Menurutnya, komoditas yang mengalami kenaikan hingga saat ini belum menunjukkan tanda segera berakhir.
Dia berharap pemerintah lekas menurunkan harga komoditas yang sekarang melonjak, sebelum bulan Ramadan tiba, agar tidak memberatkan daya beli masyarakat.