TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah mencabut peraturan mengenai harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan per Rabu (16/3/2022).
Setelah pencabutan HET, stok minyak goreng di sejumlah wilayah langsung melimpah.
Padahal, sebelumnya stok minyak goreng sering kosong di pasaraan saat HET diberlakukan.
Akan tetapi, melimpahnya stok minyak goreng justru dibarengi dengan harganya yang melejit.
Diduga Ada Mafia Minyak Goreng
Diberitakan Tribunnews.com, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menduga ada pihak yang bermain alias mafia yang menyebabkan minyak goreng menjadi langka.
Dugaan muncul lantaran data pasokan minyak yang tidak sama dengan kondisi di lapangan.
Lutfi menjelaskan, stok minyak goreng dari hasil kebijakan DMO, terkumpul sekira 720 ton minyak.
Dari total tersebut, sekira 551 ton atau setara 570 juta liter minyak telah didistribusikan.
Dengan data itu, seharusnya stok minyak goreng untuk masyarakat tercukupi.
Lutfi mengaku, tak bisa melawan aksi-aksi dugaan mafia minyak goreng ini.
Hal itu lantaran keterbatasan wewenang dalam undang-undang.
Untuk itu, pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Satgas Pangan Polri.
Baca juga: Ini Daftar Tiga Besar Perusahaan yang Menguasai Pasar Minyak Goreng Berdasarkan Pasokan Dalam Negeri
Baca juga: Mendag Didesak Bongkar Daftar Nama Produsen Minyak Goreng Nakal, DPR Usul Beri Sanksi Tegas
"Ketika kebanyakan minyak ini tidak bisa dipertanggungjawabkan, makanya terjadilah kepemilikan tersebut (mafia)."
"Ketika harga berbeda melawan pasar segitu tinggi. Dengan permohonan maaf, Kementerian Perdagangan tidak bisa mengontrol."
"Karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ungkap Lutfi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3/2022), dikutip dari YouTube Komisi VI DPR RI.
HET Dicabut, Harga Minyak Goreng Melejit
Setelah HET dicabut, stok minyak goreng kemasan di berbagai daerah mulai melimpah.
Seperti yang terjadi di Majalengka, Jawa Barat.
Pantauan Tribun Jabar, berbagai merek minyak goreng ukuran dua liter kini memenuhi rak minimarket.
Dari berbagai merek yang dipajang, harga minyak goreng diseragamkan yakno Rp 47.800 per dua liter.
Sementara untuk minyak goreng satu liter dibanderol dengan harga Rp 23.900.
Buyer Supermarket, Hendra mengatakan, setelah pencabutan HET, pihaknya langsung menyesuaikan harga terbaru.
Baca juga: HARGA Minyak Goreng Terbaru Berbagai Merek: Mulai dari Filma, Sunco hingga Bimoli
"Untuk kenaikan harga berlaku dari kemarin, sesuai keputusan pemerintah jadi per hari kemarin sudah diubah lagi harganya," ujar Hendra, Kamis.
Disinggung mengenai stok minyak goreng yang sekarang melimpah, Hendra menyebut saat itu memang ada aturan teknis penjualan.
"Sebenarnya bukan melimpah, jadi kalau ada stok kita keluarkan, kami bagikan (jual)."
"Tapi lebih ke teknis pembagian karena kan kita mengondisikan karena lagi pandemi juga, jadi biar tidak ada panic buying."
"Setiap pengiriman barang dari supplier, biasanya kami mendapatkan 100 karton."
"Namun, semenjak ada subsidi minyak, kita memang keterbatasan pengiriman dari supplier jadi bukan dari kitanya yang mengeluarkan sedikit tapi kita menunggu kiriman dari supplier," paparnya.
Masyarakat Kecewa
Melejitnya harga minyak goreng pascaHET dicabut membuat masyarakat kecewa.
Hal itu seperti yang dialami Rukiah, pemilik warung kaki lima di Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak masyarakat yang terkena dampak.
Dengan kenaikan minyak goreng, kata dia, membuat pedagang sepertinya semakin sulit.
"Saya jual makanan kaki lima dengan harga murah. Nah, kalau minyak goreng naik, berapa harga yang saya kasih naik makanan yang saya jual."
"Ini saja haga Rp 10.000 per porsi, masih susah laku karena masyarakat tidak punya uang," kata dia, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Baca juga: Cerita Emak-emak di Cirebon Keliling Minimarket Bandingkan Harga Minyak Goreng: Ini yang Dicari
Rukiah pun mengaku sangat kecewa dengan pemerintah.
Dia juga mempertanyakan mengapa pemerintah kalah dari mafia minyak goreng.
"Sangat kecewalah dengan pemerintah. Aneh sekali, kok HET dicabut langsung banjir minyak goreng dan harga sudah meroket."
"Masa pemerintah kalah sama mafia minyak goreng?" ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Udin, penjual gorengan di Makassar.
Dia mengaku bingung dengan harga gorengan yang mesti dia jual setelah meroketnya harga minyak goreng.
"Harga gorengan yang saya jual Rp 1.000 per biji. Dulu sebelum harga minyak goreng naik, saya hanya untung tipis."
"Nah, kalau harga minyak goreng meroket seperti ini, bisa gulung tikar," katanya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Shella Latifa, TribunJabar.id/Eki Yulianto, Kompas.com/Hendra Cipto)