News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

bmkg

Skenario Terburuk BMKG: Tsunami di Pameungpeuk Bisa Setinggi 19 Meter,

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantai Cilauteureun atau dikenal sebagai Pantai Santolo memesona mata dengan hamparan pasir putihnya yang luas (Kompas/ Mawar Kusuma Wulan)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung merilis skenario potensi tsunami akibat subduksi selatan Jawa di wilayah Jawa Barat.

Skenario potensi ini mereka buat untuk mengetahui sebesar apa dampak yang ditimbulkan jika terjadi gempa berkekuatan 8,7 magnitudo  di selatan Jawa.

BMKG menjelaskan,  Jawa Barat merupakan provinsi di Indonesia yang berhadapan langsung dengan zona subduksi selatan Jawa, baik subduksi Selat Sunda maupun subduksi Jawa Barat.

Hal ini berimplikasi pada ancaman tsunami yang berpotensi terjadi akibat kejadian gempa bumi yang bersumber dari zona subduksi tersebut.

Sebagai bentuk upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami, BMKG Stasiun Geofisika Bandung pun telah melakukan pemodelan bahaya tsunami dalam bentuk Peta Bahaya Tsunami di Lima Kabupaten di Wilayah Jawa Barat yang memiliki pesisir selatan.

Terdapat dua skenario gempabumi yang digunakan dalam pemodelan, yaitu gempabumi dengan magnitudo M 8,7 di Zona Subduksi Selat Sunda (untuk Kabupaten Sukabumi dan Cianjur) dan gempabumi dengan magnitudo M 8,7 di Zona Subduksi Jawa Barat-Tengah (untuk Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran). 

Skenario gempabumi megathrust didasarkan pada segmentasi dan magnitudo maksimum Subduksi Indonesia yang bersumber dari Buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (Pusgen, 2017).

Pertama, peta bahaya tsunami pun menampilkan estimasi luasan daerah rendaman tsunami (inundasi) dan waktu tiba gelombang tsunami di Pantai Pelabuan Ratu, Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan hasil estimasi tinggi tsunami maksimum 18 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 18 menit.

Kemudian di Pantai Sindangbarang, Desa Saganten, Kabupaten Cianjur, berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan estimasi tinggi tsunami maksimum 9 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 10 - 15 menit.

Peta bahaya tsunami kemudian menampilkan estimasi luasan daerah rendaman tsunami dan waktu tiba gelombang tsunami di wilayah Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut.

Berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan hasil estimasi tinggi tsunami maksimum 19 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 10 - 15 menit

Peta bahaya tsunami kemudian menampilkan estimasi luasan daerah rendaman tsunami dan waktu tiba gelombang tsunami di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan estimasi tinggi tsunami maksimum 23 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 15 menit.

Sedangkan, Peta Bahaya Tsunami di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran didapatkan hasil estimasi tinggi tsunami maksimum 15 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 36 menit.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Bandung, Virga Librian, mengatakan informasi ini dipaparkan Sandy Nur Eko Wibowo dari Stasiun Geofisika Bandung dalam kegiatan Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72.

"Beliau memaparkan presentasi tentang potensi tsunami akibat megathrust di selatan Jawa Barat, dengan skenario terburuk (worst case scenario) yaitu kekuatan gempa Magnitudo 8.7 berdasarkan buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 dari Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen)," katanya saat dihubungi, Selasa (22/3).

Kemudian BMKG Bandung membuat pemodelan tsunami dan hasilnya seperti yang dipaparkan pada kegiatan tersebut.

Diharapkan pemaparan tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan kesiap-siagaan masyarakat akan bencana Geo-Hidrometeorologi sebagai upaya mitigasi demi mewujudkan Jawa Barat tangguh.

"BMKG sendiri sudah beberapa kali membahas mengenai potensi terjadinya tsunami akibat megathrust baik di Selat Sunda, Selatan Banten dan Selatan Jawa Barat, tujuannya agar masyarakat lebih sadar dan siap-siaga serta pemda maupun stakeholder agar mempunyai kebijakan maupun rencana-rencana yang lebih terarah sebagai upaya mitigasi," katanya.

Siapkan Selter

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Garut, Satria Budi, mengatakan Pemkab Garut sudah menyiapkan lahan untuk mendirikan selter yang bisa dipergunakan warga yang terdampak bencana, termasuk tsunami. Selter rencananya akan dibangun tahun 2023.

"Tanahnya sudah dibebaskan di dua lokasi, Cikelet dan Cibalong, peruntukannya untuk korban bencana," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (22/3).

Selain untuk korban bencana, selter itu juga bisa digunakan sebagai tempat serbaguna seperti olahraga. 

Satria mengakui belum melakukan simulasi penyelamatan diri dari tsunami.

"Kami akan kordinasi dulu dengan BMKG terutama soal perkiraan dampaknya," ujarnya.

Terkait gempa bumi yang akhir-akhir ini terjadi di wilayah Jabar, ia mengimbau agar masyarakat pantai selatan untuk tetap waspada.

Menurutnya sekecil apapun bencana yang terjadi, masyarakat harus segera mencari tempat yang aman.

"Kita tahu gempa kemarin di Cianjur, Sukabumi, dan Garut cukup mengagetkan. Intinya tetap waspada sekecil apapun bencana itu terjadi," ujarnya.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, rambu-rambu telah mereka pasang di sejumlah titik seandainya tsunami benar-benar terjadi.

Ini mereka lakukan karena semua pantai di Cianjur memang termasuk dalam kategori berpotensi terkena tsunami.

Selain pemasangan rambu-rambu tanda bahaya tsunami, mereka juga memasang rambu evakuasi dan titik kumpul jika terjadi tsunami.

"Jadi di lokasi umum dan jalan raya tepi pantai ada rambu-rambu panduan warga harus berlindung di mana. Arah rambu tersebut menunjukan titik lokasi tempat berkumpul dan jalur evakuasi serta tempat terakhir berlindung," kata Rudi. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran, Kustiman, mengatakan BPBD segera memberikan sosialisasi, edukasi, dan imbauan kepada masyarakat berkaitan dengan rekomendasi dari BMKG terkait tsunami ini.

"Terutama kepada masyarakat yang berada di wilayah pesisir pantai," ujar Kustiman melalui telepon, Selasa.

BPBD, ujar Kustiman, juga akan lebih intens mengecek alat untuk memantau gempa dan tsunami.

"Kita kan, masih ada keterbatasan sarana dan prasarana. Tetapi, itu bukan jadi halangan. Masyarakat harus selalu diingatkan abar berhati-hati, karena potensi tsunami itu ada," ujarnya. (syarif abdussalam/sidqi al ghifari/padna/ ferri am)

Baca juga: Didin Rahmat, Orangtua Muhammad Shohibul Fikri: Sempat Tak Percaya Anaknya Juara All England

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini