TRIBUNNEWS.COM - Lubang tambang emas rakyat di Dusun Sukamaju, Desa Tangkampulit, Kecamatan Batu Lanteh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) memakan empat korban jiwa.
Diwartakan Tribun Lombok Keempat korban merupakan warga daerah setempat.
Kejadian tersebut terjadi pada Minggu (27/3/2022) dini hari sekitar pukul 00.30 WITA.
Keempat korban diduga tewas lantaran menghirup zat asam beracun dalam lubang galian tambang emas tersebut.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 07.29 WITA baru dua orang yang sudah dievakuasi.
Baca juga: BREAKING NEWS: 4 Orang Tewas Terjebak di Lubang Tambang Emas Rakyat di Sumbawa
Baca juga: Minggu Pagi Harga Emas Antam Stagnan di Level Rp 999.000 per Gram, Ini Daftarnya
Keduannya atas nama Jasaruddin dan Relly.
Pada pukul 08.13 Wita, Kepala Pelaksana BPBD Sumbawa M Nurhidayat melaporkan, semua korban sudah dievakuasi.
Dua orang terakhir yang dievakuasi yakni Mustafa dan Dianto.
Saat dievakuasi, semua koran dalam keadaan meninggal dunia.
Kini mereka sudah dikembalikan pada keluarga dan rumah duka masig-masing.
Tambang Emas di Sumbawa Tidak Hanya Sekali Memakan Korban
Sebelum ini, pada tahun 2021 lubang tambang emas di Kabupaten Sumbawa juga pernah memakan korban.
Tepatnya terjadi pada tambang emas di Desa Gapit, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada saat kejadian juga memakan empat korban jiwa.
Ketiga korban merupakan warga setempat.
Baca juga: BPBD Usulkan 48 KK Korban Pergerakan Tanah di Lebak Bantem Terima Dana Tunggu Hunian Rp 500 Ribu
Mereka atas nama Said (33), Ucok (29), dan Robi (21), sementara satu korban lagi asal Kakian atas nama Silet (29).
"Semua korban ditemukan sudah tidak bernyawa, selanjutnya dibawa ke rumah duka," kata Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/10/2021) sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Tewasnya keempat penambang diduga karena menghirup asap kenalpot mesin genset yang meraka gunakan di dalam lubang tambang.
Genset mereka pakai untuk menguras lubang yang tergenang air.
Baca juga: Haris Azhar Serahkan Bukti ke Polisi Terkait Luhut dan Dugaan Bisnis Tambang Emas di Papua
Diduga mereka keracunan setelah menghirup asap di dalam lubang yang sempit.
Lebih lanjut dilanisir Kompas.com, kepolisian telah menutup lokasi tambang ilegal tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Sumbawa, IPTU Ivan Roland Cristofel.
"Lokasi sudah kami tutup. Anggota Polsek Empang, sudah memasang garis polisi di lokasi," kata Ivan, melalui keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).
Polisi juga sudah memasang spanduk imbauan agar warga tidak melakukan aktivitas penambangan emas di lokasi tersebut karena berbahaya dan mengancam nyawa.
(Tribunnews.com/Milani Resti/ Sirtupillaili) (TribunLombok.com/Galan Rezki) (Kompas.com/Robertus B)