TRIBUNNEWS.COM - Keluarga GRO (17), atau Gamma, pelajar di Semarang, Jawa Tengah yang tewas ditembak polisi, meyakini kasus ini adalah rekayasa, terutama terkait tuduhan korban adalah anggota gangster.
Mereka meragukan pernyataan pihak kepolisian yang menyebutkan Gamma ditembak mati karena melakukan penyerangan dengan senjata tajam.
Keluarga korban mengandalkan rekaman video berdurasi 41 detik yang berhasil mereka peroleh.
Dalam video tersebut, mereka tidak melihat adanya tindakan penyerangan dari Gamma terhadap Aipda Robig Zaenudin, anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang.
"Maka dari itu, yang paling utama adalah pengembalian nama baik Gamma."
"Kedua, proses pidana pelaku penembakan dengan hukuman pidana sesuai perbuatannya," ujar seorang anggota keluarga yang enggan disebutkan identitasnya demi keselamatan, Minggu (1/12/2024).
Keraguan Terhadap Barang Bukti
Keluarga juga mengungkapkan keraguan terhadap barang bukti yang ditunjukkan oleh pihak kepolisian, yang hanya berupa senjata tajam untuk tawuran.
Alat-alat tersebut, kata dia, bisa diambil dari mana saja.
Ia mengatakan, tudingan korban membeli senjata tajam harus dibuktikan oleh polisi.
Mereka menambahkan, pelaku tawuran yang terlibat ada empat orang, dan barang bukti bisa saja diambil dari anak-anak lain yang wajib lapor.
Baca juga: Komnas HAM Selidiki Kasus Polisi Tembak Siswa di Semarang
Upaya Keluarga Mengumpulkan Bukti
Dengan keyakinan ini, keluarga korban telah mengumpulkan sejumlah alat bukti versi mereka untuk membantah tuduhan yang dilontarkan oleh Kapolrestabes Semarang.
"Beberapa bukti dari keluarga tetap kami serahkan ke Polda Jateng," imbuh perwakilan keluarga GRO.
Keluarga berharap agar kasus ini ditangani secara adil dan transparan, serta nama baik Gamma dapat dikembalikan.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Keluarga Korban Yakini Narasi Gamma Anggota Gangster Hanyalah Rekayasa, Tuntut Kembalikan Nama Baik
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).