"Di Lampung Barat kan belum ada perusahaan pengolahan tomat," ungkap Marwan.
Setidaknya Marwan mengharapkan Pemkab Lampung Barat dapat menjadi jembatan bagi para pengepul maupun petani tomat untuk bisa bekerja sama dengan suatu perusahaan yang memproduksi hasil pengolahan tomat.
"Kalau kayak kita pengusaha di sini kan sulit untuk menembus itu. Semoga itu bisa direalisasikan," harap Marwan.
Tanggapan Bupati Lampung Barat
Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus turut mengomentari aksi petani membuang 30 peti tomat yang sempat viral.
Menurut dia, harga tomat tidak terlalu anjlok.
"Sebenarnya harga tomat ini bukan turun. Beberapa minggu yang lalu harga tomat cukup baik, yakni Rp 4.000 per kilogram," kata Parosil, dikutip dari TribunLampung.com.
Parosil mengaku mendengar informasi jika tomat tersebut dibuang bukan karena anjloknya harga tomat.
"Akan tetapi karena memang pihak pembeli itu untuk membeli tomat tidak mau yang terlalu merah (matang)," ungkapnya.
"Sementara tomat yang dibuang tersebut sudah terlalu merah," imbuh dia.
Baca juga: Viral Video Asusila Oknum Satpol PP di Bone dengan Rekan Seprofesi, Kasatpol PP: Sudah Dikeluarkan
Ia pun menyayangkan tindakan Marwan yang membuang tomat tersebut.
Semestinya, kata dia, tomat-tomat tersebut tidak dibuang di pinggir jalan.
"Ditawarkan sajalah dengan keluarga atau tetangga atau mungkin dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) kita yang mengolah tomat menjadi panganan di Kecamatan Sukau," tutur Parosil.
"Atau mungkin dengan pengusaha-pengusaha lain yang berkaitan dengan pengolahan saus tomat," tambahnya.