Bahkan, suaminya dan perempuan tersebut berencana melakukan pernikahan siri dalam waktu dekat
"Ternyata mereka sering ketemu, rencana menikah dalam waktu dekat. Terus ada beberapa bukti transfer ke perempuan itu," ungkapnya.
Tidak sanggup menahan emosi, malam itu juga ia langsung membangunkan suaminya dan mempertanyakan bukti - bukti itu.
"Saya pertanyakan juga di malam itu. Ini apa kenapa ditransfer? Dia marah langsung bilang bukan urusan saya, besok pagi saja dibahas dia bilang," katanya.
Kemudian, keesokan harinya ia mencoba membangunkan suaminya berniat menanyakan lagi temuannya.
Suaminya yang kaget, melihat handphonenya diperiksa oleh korban langsung marah dan memukul istrinya.
Baca juga: Nasib Brigadir AN yang Bakar Selingkuhan, Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Ini Ancaman Hukumannya
"Dia kaget, dilihatnya saya megang handphonenya. Dia nggak terima, saya langsung dipukul di bagian tangan sebelah kiri," tuturnya.
Selanjutnya, Deasy dan suaminya pun terlibat percekcokan hingga akhirnya pelaku langsung menganiaya korban hingga mengalami luka memar dan trauma.
"Dia kembali memukul saya dengan tas yang didalam ada isinya. Dipukulnya di bahu sebalah kiri lalu mental ke kepala. Karena saya melawan saya di tamparnya. Saya dipukuli sampai tersudut di tempat tidur saya melindungi diri," ucapnya.
Penganiayaan itu pun terhenti, ketika korban mencoba menelpon mertuanya meminta pertolongan atas kejadian penganiayaan itu.
"Saya telpon orang tua kandungnya, nggak ngangkat mungkin lagi rapat di DPRD. Terakhir saya telpon orang tua tirinya yang juga anggota DPR Tebingtinggi, dia yang ngangkat telpon saya di situlah dia berhenti mukuli saya," sebutnya.
Setelah kejadian itu, pihak keluarga dari pelaku pun tidak ada berupaya mendamaikan keduanya.
Malahan, Deasy disuruh angkat kaki dari rumah tersebut.
Ia pun langsung pergi dan melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke Polrestabes Medan.