Masjid ini didirikan dengan kemegahan yang luar biasa.
Memiliki empat tiang penyangga yang besar didalamnya, masjid ini juga dihiasi ornamen-ornamen bak lapisan emas.
Plafon yang tinggi membuat masjid ini terasa adem. Dan sangat khusuk jika melakukan ibadah.
Yudhi Eko mengatakan jika masjid ini dibangun dengan kapasitas bisa menampung 1.000 hingga 1.200 jemaah.
"Masih cukup nyaman dan aman, ditambah dengan sarana parkir yang luas," katanya.
Pengurus masjid sempat mendapat ejekan
Sementara itu, Obliani yang juga sebagai pengurus dan salah satu penyumbang dana pembangunan masjid ini menyebut jika masjid ini mempunyai beberapa konsep yaitu ibadah, pendidikan, UMKM dan wisata.
Ibadah, tentunya fungsi masjid pada umumnya. Pendidikan, nantinya akan dibangun pesantren khusus Tahfiz Alquran yang akan dibangun di depan masjid ini.
UMKM, disini bakal dibangun sarana dan prasarana untuk masyarakat menjual hasil produk UMKM seperti keripik madu dan sebagainya. Dan yang terakhir adalah wisata.
Masjid ini diharapkan menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat Jambi dan sekitarnya.
Baca juga: Mengenal Masjid Lama Gang Bengkok di Medan: Berdiri Tahun 1874, Dibangun Saudagar Tionghoa
"Jadi nanti lengkap disini," kata Obliani.
Mantan Kadis Dukcapil Kota Jambi ini menyebut jika awalnya pembangunan masjid ini mendapat ejekan dari berbagai kalangan, sebab pembangunannya dilakukan ditengah hutan. Bahkan dirinya pernah dikatai sebagai orang gila yang menghabiskan uang untuk bangun masjid yang nantinya tidak ada jemaahnya.
"Ada yang bilang Sayo gilo bangun masjid ditengah hutan. Tapi kini mereka baru tau kenapa kami bangun disini," katanya.
Dirinya berharap agar masjid ini terus ramai dikunjungi oleh jemaah. Dan nantinya bisa berkembang, pesantren bisa berjalan dengan lancar agar bisa menghidupkan suasana disini.