Kemudian, malam sebelum kejadian, sekitar pukul 02.00 dini hari, Servasius Lelok menelpon lagi kepada kakaknya untuk menyampaikan bahwa mereka dalam keadaan tidak nyaman.
"Sekitar Pukul 02.00 Waktu setempat, masih telepon lagi dari sana ke kakaknya bilang kami sudah kesasar dan dong lari. Kita tidak tahu dong lari karena apa. Terakhir, bilang mobil taguling dengan mereka. Kakak Marianus ini sempat telepon dia punya adik Servasius Lelok itu, telpon halo halo habis, mati HP. Pagi jam tiga baru dengar yang adik lagi sudah meninggal", kisah Ferdinandus.
Kata Ferdinandus, korban lain yakni Bernadus Adi Nahak yang meninggal bersamaan dengan anaknya, Istin Nahak berusia 3 tahun, sedangkan istrinya masih dirawat di rumah sakit.
Kemudian, korban Stefanus Malik dan Stefanus yang merantau ke Papua sejak tahun 2004 serta korban Vinsensius Kali yang status anak mantu.
"Semua korban ini adalah keluarga saya sebanyak 6 orang yang meninggal karena kecelakaan", katanya.
Tambah Ferdinandus, semua korban sudah beristri dan punya anak. Mereka rata rata bekerja sudah lama di Papua tapi bekerja di perusahan tambang belum terlalu lama. (jen)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Enam Jenazah Korban Lakalantas di Papua Asal Belu Disemayamkan di Satu Tempat