TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Hingga April 2022 aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) tercatat sudah mengeluarkan sebanyak 29 kali letusan. Terkini erupsi GAK terjadi pada Minggu (17/4/2022) malam.
Penanggungjawab pos pantau GAK di Hargo Pancuran, Rajabasa Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan fenomena ini merupakan bagian proses pembentukan gunung.
"Ini bagian dari proses membangun badannya kembali," ujar Andi Suardi, Senin (18/4/2022).
Diketahui Gunung Anak Krakatau sempat mengalami erupsi besar pada tahun 2018.
"Setelah erupsi besar 2018 lalu, GAK membangun badannya kembali," tambahnya.
Diketahui Gunung Anak Krakatau (GAK) Lampung kembali erupsi dan menyemburkan abu vulkanik pada Minggu (17/4/2022) malam pukul 21.15 WIB.
Pengawas Pos Pemantau GAK Andi mengatakan ketinggian semburan abu vulkanik dari erupsi GAK mencapai 800 meter.
"Iya benar. Telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada hari Minggu, 17 April 2022, pukul 21:15 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 m di atas puncak (±957 m di atas permukaan laut)," kata Andi kepada Tribunlampung.co.id, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Tak Terdengar Suara Dentuman Saat Erupsi Berlangsung, Gunung Anak Krakatau Masih Status Waspada
Dia menyebutkan semburan abu vulkanik berwarna kelabu hingga hitam yang keluar dari tubuh Gunung Anak Krakatau mengarah ke barat daya gunung.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 40 detik," kata Andi.
Saat terjadi erupsi tidak terdengar suara dentuman.
"Tidak ada suara dentuman saat erupsi masih berlangsung," tegasnya.
Berdasarkan hal tersebut, menurut Andi status Gunung Anak Krakatau masih berada di level II atau waspada.
Dengan status itu, masyarakat atau wisatawan dilarang mendekati kawah dalam radius 2 km.