Hanya saja, ia pun tak memungkiri, pihaknya mengalami kesulitan soal pembiayaan.
Bukan tanpa sebab, sejak awal dokter di rumah sakit plat merah tersebut sudah mewanti-wanti, bahwa biaya perawatan korban DT yang terbilang parah itu cukup besar, atau kisaran Rp100-180 juta.
"Makanya, saya minta bantuan Kita Bisa untuk dilakukan penggalangan dana, karena biayanya tidak sedikit dan tidak tercover BPJS, karena masuk kriminal," keluhnya.
Purwito pun berharap, aparat kepolisian bisa secepatnya meringkus para pelaku yang sebenarnya merupakan teman dari anaknya sendiri.
Dengan tegas, ia menyatakan enggan menempuh jalan damai untuk kejadian tragis itu.
"Kalau damai ngga mau, intinya proses hukum. Kalau dia sudah membawa bensin dan masuk ke dalam kamar, itu kan berarti perbuatannya terencana," ungkap Purwito.
"Pelakunya konco dewe (teman sendiri) itu. Sepertinya salah satunya juga pernah datang ke rumah sebelumnya. Itu kan yang datang bertiga, tapi pelakunya (pembakaran) cuma seorang. Larinya bertiga mungkin," lanjutnya.