Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Penyebab ambrolnya seluncuran kolam renang di wahana bermain air di Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya diduga karena permukaan bahan seluncuran di wahana tidak kuat menahan beban berat pengunjung.
Plt BPBD Kota Surabaya Ridwan Mubarun menduga, rusaknya komponen seluncuran karena kurangnya mekanisme perawatan terhadap kondisi wahana bermain tersebut.
Hal itu didasarkan pada sejumlah keterangan awal dari sejumlah saksi yang sempat digali informasinya oleh pihak BPBD Kota Surabaya yang melakukan pertolongan pertama di lokasi.
Apalagi, saat insiden tersebut terjadi, wahana bermain air seluncuran kolam renang tersebut dalam keadaan beroperasi.
"Berdasarkan keterangan dari pengunjung, bahwa wahana tersebut diperbolehkan oleh pihak pengelola untuk bermain di perosotan.
Baca juga: Daftar Identitas Korban Ambrolnya Seluncuran Kenjeran Park, Total Korban Ada 16 Orang
Penyebab ada dugaan pihak pengelola kurang melakukan maintenance terhadap wahana tersebut," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (7/5/2022).
Ridwan tetap akan menghormati proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam hal ini, Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Sehingga mengakibatkan insiden tersebut. Tapi segala bentuk hasil penyelidikan kami serahkan pada pihak kepolisian dalam hal ini Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," pungkasnya.
General Manajer (GM) Kenjeran Park, Paul Steven mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, sementara, diduga ada pengunjung yang sengaja berhenti di sebuah titik saluran seluncuran, yang menghambat laju pengunjung lainnya yang akan meluncur.
Sehingga, akibat penumpukan tersebut, menyebabkan permukaan komponen seluncuran di titik tersebut atau yang berada di ketinggian delapan meter, tidak kuat menahan beban di atasnya.
"Informasi yang saya terima, itu ada pengunjung yang mungkin paling depan, namanya orang bermain kan nyetop, ya, mungkin singkatnya terjadi penumpukan (lalu jebol).
Tapi itu informasi sementara (dugaan awal)," ujarnya saat ditemui awak media di depan RSUD dr Soewandhi Surabaya, Sabtu (7/5/2022).
Mengenai adanya dugaan bahwa kurangnya mekanisme maintenance terhadap kondisi wahana bermain yang dikelolanya.
Pria berkemeja batik lengan pendek warna putih itu, mengungkapkan, setiap hari, pihak operator melakukan pengecekan secara menyeluruh dan berkala terhadap setiap wahana bermain di area destinasi wisata tersebut.
"Kalau pagi, otomatis, sebelum beroperasi, orang yang bagian kepalanya, mengecek semua dia.
Mengecek air, dan secara keseluruhan tidak ada masalah ya sudah. Iya (maintenance dilakukan setiap hari)," jelasnya.
Baca juga: Fakta-fakta Ambrolnya Perosotan Kenjeran Park Surabaya: Kronologi Kejadian hingga Jumlah Korban
Paul menganggap, insiden yang terjadi pada pukul 13.30 WIB, Sabtu (7/5/2022) itu, merupakan kejadian tidak terduga dan tidak ada yang mengharapkannya.
Pihaknya sampai saat ini masih fokus pada pemulihan kondisi para korban yang masih dirawat di RSUD dr Soetomo dan RSUD dr Soewandhi, termasuk korban yang telah menjalani pemulihan di rumah.
"Dan insiden ini adalah insiden tidak diduga. Dan pihak manejemen fokus pada penanganan kesehatan korban," katanya.
Selain itu, Paul kembali menegaskan, semua biaya perawatan 16 orang korban selama di rumah sakit hingga proses pemulihannya saat kembali di rumah, sepenuhnya ditanggung oleh pihak Manajemen Kenjeran Park.
"Dan pasien sampai sembuh, akan kami tanggung biayanya. Kita juga punya asuransi. Untuk pengunjung kita juga ada asuransi.
Iya kalau ada insiden. Dicover sampai Rp10 juta," terangnya.
"Tapi karena anggapannya musibah yang tidak diharapkan, ya kita tanggung sisanya. Intinya kita komitmen," pungkasnya.
Kemudian, pendapat lain mengenai penyebab juga sempat disampaikan oleh saksi mata pengunjung yang berada di lokasi, saat kejadian.
Saksi mata itu bernama Ahmad Yusuf.
Bapak satu anak itu menduga sebelum diketahui patah, bagian teratas seluncur tersebut, terdapat banyak anak-anak yang diduga sengaja berhenti untuk menahan laju prosotan dengan cara berdiri.
Mungkin saking beratnya muatan yang harus ditahan oleh permukaan seluncur kolam renang tersebut.
Tak pelak, membuat komponen seluncur kolam renang yang berada di ketinggian sekitar delapan meter itu, patah sehingga membuat, belasan orang anak berusia kisaran 7 tahun, terjatuh dari ketinggian tersebut.
"Awalnya kan seharusnya papan seluncur tidak boleh, seperti anak kecil di tengah-tengah ngumpul, takutnya kan bebannya, kan ada airnya (berat). Iya (jebol)," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (7/5/2022).
Setahu, Yusuf, di lokasi seluncur kolam renang tersebut, biasanya dijaga oleh petugas wahana bermain.
"Biasanya ada, penjaga seluncurnya, cuma tadi katanya orang sana ada, cuma saya enggak naik kurang tahu," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan Yusuf di lokasi, ketinggian permukaan komponen seluncur yang jebol itu, sekitar 8-9 meter.
"Kayaknya kalau rumah, 3 lantai rumah. Kayaknya 8-9 meter (ketinggian)," pungkas bapak satu anak asal Bendul Merisi Tenggilis Mejoyo Surabaya itu.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Beragam Spekulasi Penyebab Ambrolnya Seluncuran Kenpark, Manajemen Bantah Jika Kurang Maintenance