“Sampai hari ini baru 6 kabupaten /kota di Jabar yang sudah melaporkan ada kasus PMK di daerahnya. Kami berharap tidak ada kabupaten/kota yang menyembunyikan data. Enggan melaporkan kasus PMK di daerahnya,” ujar anggota Komisi II DPRD Jabar, Hery Dermawan kepada Tribun Rabu (18/5).
Pelaporan secepat mungkin bila ada kasus di masing-masing daerah menurut Hery agar penanganan bisa dilakukan lebih ceoat.
“Deteksi dininya lebih cepat, penanganannya bisa lebih cepat. Pendistribusian obat, vitamin maupun vaksin dari provinsi bisa dilakukan lebih cepat,” katanya.
Bila tidak dilaporkan secara cepat, atau malah ditutup-tutupi katanya dikhawatirkan tiba-tiba terjadi ledakan kasus di daerah tersebut sehingga penanganannya lebih rumit.
”Terlebih ketika stok obat, vitamin, vaksin untuk penanganan PMK dari provinsi sudah tidak ada. Tentu penanganan akan lebih rumit. Banyak pihak akan menanggung kerugian.Terutama peternak tentunya,’
ujar Hery.
Baca juga: Ganjar Pranowo Minta Masyaratat Tidak Panik dengan Adanya Wabah PMK, Sebut Kini Sudah Bisa Diobati
Apalagi sekarang menjelang Idul Adha. Saatnya peternak akan menjual sapinya untuk hewan kurban.
“Sudah susah payah membesarkan sapi , tiba-tiba sapinya tidak bisa dijual karena terjangkit PMK.,” katanya.
Penulis: Andri M Dani
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Terindikasi PMK, Puluhan Sapi asal Probolinggo Ditolak Masuk Jabar di Cek Poin Banjar