Kapolresta Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman mengaku dihujat di media sosial.
Hujatan itu lantaran maraknya teror pembusuran di ibu kota Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa hari belakangan.
Hal itu disampaikan dalam apel cipta kondisi (cipkon) yang digelar di Halaman Mapolresta Kendari, Jl DI Panjaitan, Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari, pada Selasa (17/5/2022) malam.
Seperti diketahui, dalam dua hari terakhir, sebanyak empat kasus pembusuran terjadi dan menelan sejumlah korban.
Sebanyak tiga mengalami luka di bagian belakang, dada, hingga bawah ketiak dan harus mendapatkan penanganan serius.
Sementara, satu korban lainnya yakni perempuan tak mengalami luka, akan tetapi sempat membuatnya ketakutan.
Teranyar, seorang tukang ojek berinisial FA (23), jadi korban pembusuran, anak busur tertancap di bawah ketiak sebelah kiri.
FA jadi korban pembusuran saat melintas di dekat THM Jl Brigjen M Joenoes, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada Selasa (17/5/2022) sekira pukul 02.30 Wita.
Merespons kasus pembusuran yang marak tersebut, Kapolresta Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman mengaku situasi keamanan membuat energi korps bhayangkara terkuras.
"Saya di media sosial dihujat berkali-kali, tapi tidak apa-apa, itu merupakan kritik bagi saya," ucap Kombes Pol M Eka Fathurrahman di hadapan ratusan anak buahnya.
Eks Direktur Reserse dan Narkoba Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) ini tak mempermasalahkan kritik ataupun hujatan tersebut.
"Daripada saya dipuji-puji, saya akan terlena, lebih baik saya dikritik, jangan sampai kita terlena dengan pujian orang," tegasnya.
Baca juga: Geng Motor di Gowa Keluarkan Busur saat Hendak Ditangkap, Polisi Keluarkan Senpi, Begini Akhirnya
Baca juga: Teror Busur Hantui Kota Kendari, Dalam Sehari 3 Orang Jadi Korban hingga Dilarikan ke RS
Ia menegaskan, kritik tersebut dibalas dengan kerja nyata, polisi selalu hadir di tengah masyarakat dan siap mengamankan Kota Kendari.
Untuk itu, pihaknya pun menggelar operasi besar-besaran dengan melakukan swiping senjata tajam di sejumlah titik di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).