TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pencabulan ataupun tindak asusila di pondok pesantren (Ponpes) mulai bermunculan.
Pelakunya pimpinan hingga pengasuh ponpes.
Sementara korbannya ialah para santri.
Baca juga: 3 Aksi Polisi Letuskan Tembakan Berujung Viral di Semarang, Surabaya dan Pesanggrahan
Baca juga: Selama 2 Tahun Pasutri di Sragen Kerap Diintimidasi saat Cari Keadilan Kasus Rudapaksa Sang Anak
Catatan Tribunnews.com, setidaknya ada 3 kasus pencabulan santri yang baru-baru ini terungkap ke publik.
Pertama di OKU Timur, Lumajang dan Magelang, modus yang dilakukan untuk memperdaya korbannya beragam.
Yang paling mencekam, warga di Lumajang mengamuk mengetahui kasus santri dicabuli.
Mereka menggeruduk dan melempari pondok pesantren tersebut.
1. Pimpinan Ponpes di OKU Timur Diduga Berbuat Asusila, 6 Santri Lapor Jadi Korban
Pimpinan Ponpes di OKU Timur diduga berbuat asusila.
Pondok pesantren (Ponpes) tersebut berada di Desa Nusa Raya, Kabupaten OKU Timur.
Kabar adanya pelecehan ataupun tindak asusila di ponpes oleh Pimpinan Ponpes inisial R tersebut merebak ke publik akhir-akhir ini.
Kemudian hal itu dibenarkan oleh Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) OKU Timur, Rosyid.
Rosyid mengungkapkan, ia sudah menerima laporan terkait adanya tindakan asusila yang diduga dilakukan oleh pimpinan Ponpes tersebut.
Baca juga: Lama saat Disuruh Makan dan Bersihkan Rumah, Ibu di Jambi Aniaya Anak Tiri dengan Kayu
Baca juga: Satu Keluarga di Jambi Berprofesi Sebagai Bandar Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi, 3 Senjata Api
Selain itu dirinya juga mengirimkan tim khusus untuk melakukan pengecekan secara langsung mulai dari perangkat desa dan juga pengurus ponpes.