Akibat kejadian itu ketiga rekannya mengalami luka, dua orang luka ringan dan satu mengalami luka berat. Dan sempat dirawat di RSUD Bari.
UBD Serahkan Penyerangan dan Pengeroyokan Mahasiswa di Sekretariat Mapala ke Polisi
Universitas Bina Darma telah menempuh jalur hukum dan meminta bantuan kepolisian untuk mengungkap kasus penyerangan dan pengeroyokan yang dialami mahasiswanya.
Kuasa hukum Universitas Bina Darma Palembang, Anton Nurdin SH mengatakan, untuk saat ini pihaknya telah melaporkan peristiwa ini ke Polisi dan berharap bisa segera terungkap.
"Kami laporkan atas dugaan pengeroyokan ke mahasiswa klien kami dan perusakan, " kata Anton saat dijumpai, Jumat (20/5/2022).
Anton juga menyebut satu diantara korban adalah mahasiswa Universitas lain yang kebetulan sedang berkunjung ke kampus Bina Darma.
"Iya satu mahasiswa Universitas lain, dia sedang mengunjungi temannya yang merupakan mahasiswa Mapala UBD. Dia mengalami luka tusuk, " katanya.
Baca juga: Selama 2 Tahun Pasutri di Sragen Kerap Diintimidasi saat Cari Keadilan Kasus Rudapaksa Sang Anak
Baca juga: 3 Aksi Polisi Letuskan Tembakan Berujung Viral di Semarang, Surabaya dan Pesanggrahan
Lanjut dia, mahasiswa yang menjadi korban pengeroyokan sudah dikunjungi dan menghadap ke pihak kampus dan melaporkan peristiwa tersebut.
"Kami tetap kawal. Kampus siap membantu biaya pengobatan mahasiswa yang jadi korban, " katanya.
Dipicu Salah Paham
Perdana (20), saat dibincangi di Kampus Bidar Palembang, menjelaskan kalau masalah ini berawal salah paham, karena ada pemain futsal kehilangan handphone.
“Kejadiannya Kamis (19/05/2022), sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu ada remaja bermain futsal dan meletakkan handphone di atas meja. Lalu, ada dua orang laki-laki mengambil handphone tersebut. Tapi, mereka menuduh anak mapala yang mengambilnya. Mereka merusak pintu dan mencari hp tersebut di dalam ruangan,” jelas Perdana
Perdana mengatakan saat kejadian kondisi Sekretariat masih kosong dan dalam keadaan terkunci.
"Posisi sekretariat lagi kosong, tidak ada orang sama sekali. Karena saya dapat informasi kalau sekret dibongkar orang makanya saya datang. Informasi dari sekuriti kalau ada remaja itu saja di lokasi, lalu saya nanya sama remaja-remaja sekitar usia SMP/SMA yang main futsal, katanya bukan lalu sempat cek-cok karena mereka menuduh ada orang kami yang curi handphone mereka. Saat cek-cok dipisahkan sekuriti," jelasnya.
Baca juga: Jual Senjata Api dan Airsoft Gun Rp 20 Juta ke Berbagai Kota, Pemuda Jambi Diringkus Polisi
Baca juga: Lama saat Disuruh Makan dan Bersihkan Rumah, Ibu di Jambi Aniaya Anak Tiri dengan Kayu