TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sekretariat Mapala kampus Bina Darma Palembang diserang sekelompok masyarakat menggunakan batu.
Akibatnya beberapa mahasiswa yang ada di dalam sekretariat mengalami luka tusuk.
Kejadian ini terjadi pada Kamis (19/5/2022) sekitar pukul 22:00 WIB.
Tiga mahasiswa korban penyerangan, Rahmat Hidayat (19), M Perdana (20), dan M Mufli Murtada (24) telah melaporkan peristiwa itu ke Polrestabes Palembang.
Baca juga: Sosok hingga Pengakuan Pelaku yang Rampok dan Rudapaksa Mahasiswa di Lubuklinggau Bikin Geram
Kronologi kejadian berawal dari korban yang sedang berkumpul di Kantor Sekretariat Mapala kampus, tiba-tiba didatangi oleh sekelompok orang dan diserang menggunakan batu.
Selain itu korban juga mengalami penusukan di tubuhnya, kemudian ketiganya sempat dirawat ke RS Muhammadiyah.
Keterangan Polisi
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi membenarkan adanya peristiwa penyerangan tersebut.
"Anggota SPKT bersama piket Reskrim dan Identifikasi telah mendatangi TKP pengeroyokan di Sekretariat Mapala kampus Bina Darma, " ujar Kompol Tri, Jumat (20/5/2022).
Untuk pelaku dan motifnya masih dalam penyelidikan Reskrim Polrestabes Palembang.
"Masih kami lidik dulu, " katanya.
Kronologi Penyerangan di Sekretariat Mapala Bina Darma Palembang, Sempat Cekcok
Usai peristiwa penyerangan sekelompok orang pada Kamis (19/5/2022) malam, Sekretariat Mapala kampus Bina Darma Palembang nampak berantakan.
Pantauan Tribunsumsel.com di lokasi, pintu kaca dan sejumlah barang yang ada di dalam sekretariat Mapala pecah.
Beberapa mahasiswa terlihat menunggu di depan Sekretariat Mapala, Jumat (20/5/2022).
Deri selaku Plh Ketua Mapala Bina Darma mengatakan, kronologi kejadian bermula ketika sekelompok anak-anak dan remaja bermain bola kaki di lapangan depan Sekretariat.
Lalu ada dua orang yang tidak dikenal duduk di depan Sekretariat.
"Dari CCTV ada dua orang yang duduk di depan Sekretariat dan ada remaja main bola. Kemudian rombongan remaja yang main bola pun masuk ke dalam sekretariat karena merasa kehilangan handphone yang sebelumnya diletakkan di dekat sekretariat, " tutur Deri saat dijumpai.
Karena merasa yang mencuri handphone adalah di Sekretariat Mapala kampus Bina Darma, rombongan remaja memaksa masuk ke dalam sekretariat Mapala kemudian merusak pintu dan mengobrak-abrik seisi sekretariat.
Ketiga rekannya yang mendapat kabar bahwa sekretariat dibobol dan dirusak mendatangi lokasi.
"Kawan kami Perdana, Mufli, dan Rahmat mengecek sekretariat karena dapat info tempat kami ini dibobol. Pas sampai, mereka melihat semua barang di dalam sudah berantakan dan pintu terbuka padahal sudah dikunci, " ujarnya.
Baca juga: Santri di OKU Timur, Lumajang dan Magelang Jadi Korban Pencabulan Pengasuh Ponpes, Warga Mengamuk
Salah satu temannya yakni Perdana akhirnya mencoba menanyakan kepada kelompok remaja yang masih bermain di lapangan.
Sempat terjadi cek cok sampai dilerai oleh sekuriti kampus.
"Si Perdana tanyakan mereka dan salah satu dari mereka ditanyai katanya bukan mereka. Disitu sempat ada cek-cok juga jadi dilerai sekuriti, " katanya.
Setelah dilepas oleh sekuriti dan ketiga rekannya, remaja yang ditanyai itu mengancam memanggil kakak dan keluarganya.
Tak lama kemudian, sekelompok remaja tadi datang bersama warga yang berjumlah sekitar 30 orang.
Baca juga: Usai Operasi Pasang Pen Karena Tali Sling Lift Putus, Begini Kondisi Pria Berbobot 275 Kg di Malang
Baca juga: Polisi Tangkap Pasutri yang Jual Miras Oplosan hingga Akibatkan 3 Warga Sleman Tewas dan 1 Kritis
Mereka langsung melempari sekretariat dengan batu dan melukai ketiga rekannya.
"Ramai yang datang, ada sekitar 30 orang. Mereka melempari sekretariat kami pakai batu dan teman kami yang ada di dalam ikut diserang, " katanya.
Akibat kejadian itu ketiga rekannya mengalami luka, dua orang luka ringan dan satu mengalami luka berat. Dan sempat dirawat di RSUD Bari.
UBD Serahkan Penyerangan dan Pengeroyokan Mahasiswa di Sekretariat Mapala ke Polisi
Universitas Bina Darma telah menempuh jalur hukum dan meminta bantuan kepolisian untuk mengungkap kasus penyerangan dan pengeroyokan yang dialami mahasiswanya.
Kuasa hukum Universitas Bina Darma Palembang, Anton Nurdin SH mengatakan, untuk saat ini pihaknya telah melaporkan peristiwa ini ke Polisi dan berharap bisa segera terungkap.
"Kami laporkan atas dugaan pengeroyokan ke mahasiswa klien kami dan perusakan, " kata Anton saat dijumpai, Jumat (20/5/2022).
Anton juga menyebut satu diantara korban adalah mahasiswa Universitas lain yang kebetulan sedang berkunjung ke kampus Bina Darma.
"Iya satu mahasiswa Universitas lain, dia sedang mengunjungi temannya yang merupakan mahasiswa Mapala UBD. Dia mengalami luka tusuk, " katanya.
Baca juga: Selama 2 Tahun Pasutri di Sragen Kerap Diintimidasi saat Cari Keadilan Kasus Rudapaksa Sang Anak
Baca juga: 3 Aksi Polisi Letuskan Tembakan Berujung Viral di Semarang, Surabaya dan Pesanggrahan
Lanjut dia, mahasiswa yang menjadi korban pengeroyokan sudah dikunjungi dan menghadap ke pihak kampus dan melaporkan peristiwa tersebut.
"Kami tetap kawal. Kampus siap membantu biaya pengobatan mahasiswa yang jadi korban, " katanya.
Dipicu Salah Paham
Perdana (20), saat dibincangi di Kampus Bidar Palembang, menjelaskan kalau masalah ini berawal salah paham, karena ada pemain futsal kehilangan handphone.
“Kejadiannya Kamis (19/05/2022), sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu ada remaja bermain futsal dan meletakkan handphone di atas meja. Lalu, ada dua orang laki-laki mengambil handphone tersebut. Tapi, mereka menuduh anak mapala yang mengambilnya. Mereka merusak pintu dan mencari hp tersebut di dalam ruangan,” jelas Perdana
Perdana mengatakan saat kejadian kondisi Sekretariat masih kosong dan dalam keadaan terkunci.
"Posisi sekretariat lagi kosong, tidak ada orang sama sekali. Karena saya dapat informasi kalau sekret dibongkar orang makanya saya datang. Informasi dari sekuriti kalau ada remaja itu saja di lokasi, lalu saya nanya sama remaja-remaja sekitar usia SMP/SMA yang main futsal, katanya bukan lalu sempat cek-cok karena mereka menuduh ada orang kami yang curi handphone mereka. Saat cek-cok dipisahkan sekuriti," jelasnya.
Baca juga: Jual Senjata Api dan Airsoft Gun Rp 20 Juta ke Berbagai Kota, Pemuda Jambi Diringkus Polisi
Baca juga: Lama saat Disuruh Makan dan Bersihkan Rumah, Ibu di Jambi Aniaya Anak Tiri dengan Kayu
Usai cek-cok salah satu di antara remaja tersebut mengancam bakal mengadu ke kakak dan orang tuanya.
Setelah beberapa saat berselang, datanglah sekitar 30 orang terdiri dari pria dewasa dan sebagian remaja yang bermain bola kaki.
"Kami langsung didatangi dan dilempari batu ada juga yang masuk dan menusuk kami pakai senjata tajam. Kalau saya lihat ada dua yang pakai sajam, " katanya. (tribun network/thf/TribunSumsel.com)