Duduh (34), suami Fitri, bersama mertuanya Uum (70), serta adik iparnya Eneng (30) dan anaknya Eneng bernama Nafis (2) meninggal dalam peristiwa ini.
"Suami saya baru pulang kerja. Saat kejadian dia berada di depan rumah. Begitu bentengan ambruk, dia ikut lari ke dalam rumah. Tetapi rupanya telat karena rumah keburu ambruk dan menimpa dia," ujarnya.
Fitri berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya yang hancur.
Baca juga: Satu Rumah di Kabupaten Bogor Tertimbun Longsor: Satu Orang Tewas, Tiga Lainnya Masih Dicari
"Tidak ada yang tersisa, hancur semuanya. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk sekolah anak-anak. Apalagi sebentar lagi saya akan melahirkan," ungkapnya.
Fitri juga berharap pemilik vila yang turapnya ambrol bertanggung jawab memberikan ganti rugi.
"Dia harus memberikan ganti rugi. Soalnya beberapa kali kita peringati agar bentengan diperbaiki tetapi tidak dilakukan," tuturnya.
Saat ini jenasah keempat korban sedang berada di RS Polri Kramatjati untuk dilakukan otopsi.
Fitri sendiri mengalami luka ringan dan lecet di lengan, kaki dan punggung karena terkena material longsoran.
Baca juga: Dua Warga Cianjur Tertimbun Longsor, Seorang Anak 4,5 Tahun Meninggal
Begitu pun anak sulungnya yang berusia 9 tahun mengalami luka-luka ringan dan lecet di kepala, kaki dan punggung.
Sementara anak keduanya (8 tahun) dan anak ketiganya (5 tahun) tidak mengalami luka-luka.
Tiga anak Fitri tampak masih asyik riang bermain bersama teman-teman mereka.
"Anak-anak sudah tahu ayah mereka sudah tiada. Tetapi sepertinya belum terlalu terasa kesedihan karena suasana masih ramai. Mungkin kalau sudah agak sepi baru terasa," pungkas Fitri.