Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Kapal tongkang milik nelayan terbalik di laut Sayangheulang, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (24/5/2022) sehingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Semula, kapal Abah Jaya itu dipakai melaut oleh tiga orang pada Senin (23/5/2022).
Mereka adalah Ade Jamidin sebagai pemegang kemudi, dan dua orang anak buah kapal, Agus dan Nanan.
"Mereka berangkat melaut pukul 15.00 kemarin, namun pada pukul 03.00 dini hari tadi, kapal mereka dihantam gelombang tinggi dan terbalik," kata Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah di Sumedang, Selasa (24/5/2022).
Ketiganya memang nelayan yang mencari ikan dengan menebar jala.
Menjelang subuh, nelayan biasanya menarik jala-jala yang mereka tebar, sekalian beranjak pulang.
Baca juga: Kapal Nelayan Tenggelam Diterjang Ombak di Lamongan, 2 ABK Hilang dan Nahkoda Selamat
"Tiga orang itu tenggelam. Satu orang meninggal dunia, satu orang selamat, dan satu orang lagi hilang dan masih kami cari," kata Deden.
Nelayan meninggal adalah sang kemudi, Ade Jamidin.
Yang Selamat adalah Nanan, dan yang kini masih dicari tim SAR adalah Agus.
Nanan adalah pemuda berumur 24 tahun, warga Kampung Mancagahar RT01/RW06 Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.
Pemuda itu selamat karena masih bisa berenang dengan tenaga yang masih paripurna.
Sementara dua orang lainnya sudah cukup tua untuk tetap melaut dengan gelombang tinggi.
Dari data yang dihimpun TribunJabar.id, baik Ade Jamidin dan Agus Bako yang saat ini hilang berumur 52 tahun.
Ade adalah warga Kampung/Desa Mancagahar, sementara Agus adalah warga Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.
"Kami berangkatkan satu tim dari Pos SAR Tasikmalaya," kata Deden.
Di Pantai Minajaua, Puluhan Perahu Rusak
Di hari yang sama, gelombang tinggi menghantam puluhan perahu di pantai Minajaya, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, sekira pukul 03.00 WIB, Selasa (24/5/2022).
Kasatpolair Polres Sukabumi, AKP Tenda Sukendar mengatakan, gelombang tinggi terjadi akibat cuaca buruk sehingga merusak sekitar 70 perahu yang ada di pantai Minajaya.
Ia menyebut, 30 perahu rusak dihantam gelombanhg tinggi 40 perahu rusak ringan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Baca juga: Kapal KM Sirimau Kandas, Kemenhub dan Pelni Evakuasi Para Penumpang
"Air pasang besar, air rob di pantai Minajaya sehingga mengakibatkan puluhan perahu nelayan mengalami kerusakan. 30 prahu mengalami rusak berat, 40 prahu mengalami rusak ringan," ujarnya saat dihubungi via selular.
Menurutnya, kerugian perahu yang dihantam gelombang pasang itu diperkiarakan mencapai Rp 2 miliyar.
"Kerugian diperkirakan kurang lebih 2 miliyar," jelasnya.
BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap prediksi ada gelombang tinggi di Garut-Pangandaran.
Prakiraan gelombang tinggi di perairan Garut dan Pangandaran tersebut berlaku mulai hari Senin 23 Mei 2022 pukul 19:00 WIB sampai Rabu 25 Mei 2022 pukul 19:00 WIB.
Di wilayah perairan Garut - Pangandaran, pada tanggal 23 Mei 2022 pukul 19:00 WIB sampai tanggal 24 Mei 2022 pukul 19:00 WIB, arah angin bertiup dari arah timur laut hingga tenggara dengan kecepatan angin 2 hingga 15 Knot, gelombang sangat tinggi diangka 4 hingga 6 meter.
Kemudian, mulai tanggal 24 Mei 2022 pukul 19:00 WIB sampai tanggal 25 Mei 2022 pukul 19:00 WIB, arah angin bertiup dari timur laut hingga barat daya dengan kecepatan angin mencapai 2 hingga 15 Knot, gelombang sangat tinggi diangka 4 hingga 6 meter.
Salah satu pedagang di bibir pantai barat Pangandaran, Anding menyampaikan, memang saat ini gelombang laut cukup tinggi.
"Malam (23/5/2022) tadi juga, air laut naik (rob) mendekati lapak dagangan Saya. Itu, bisa dilihat ada bekasnya basah dan membawa sampah," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di bibir pantai barat Pangandaran, Selasa (24/5/2022) pagi.
Menurutnya, fenomena gelombang tinggi bukan kali ini saja. Sebelumnya juga sudah sempat terjadi.
"Sudah biasa dan gak aneh lagi, ini mah mungkin kaya rob biasa," ucap Anding.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Nelayan Tewas saat Kapal Tongkang Karam Dihantam Gelombang Tinggi di Laut Sayangheulang Garut