Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Penutupan semua pasar hewan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dilakukan selama 14 hari terhitung dari tanggal 25 April 2022 hingga 7 Juni 2022.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati Klaten No. 524/283/26 yang telah ditandatangani Bupati Klaten pada hari ini, Selasa (24/5/2022).
SE tersebut, menjelaskan jika penutupan pasar hewan se-Kabupaten Klaten, dalam rangka mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Klaten.
Baca juga: Korban Kini Depresi, Kisah Lengkap Pelajar Penerima Beasiswa di Kaltara Dirudapaksa Wanita 43 Tahun
"Pada hari ini saya melakukan rapat koordinasi terkait kasus PMK di Kabupaten Klaten. Semua sepakat untuk menutup pasar selama 14 hari mulai tanggal 25 April 2022 hingga tanggal 7 Juni 2022," jelas Bupati Klaten, Sri Mulyani Saat ditemui di Pendopo Kabupaten Klaten, Selasa (24/5/2022) Sore.
Dirinya menjelaskan jika penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jelang hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.
"Ini bertujuan agar penyebaran ini tidak semakin masif. Karena kita akan menghadapi hari raya Idul Adha. Sehingga nanti pada hari Raya Idul Adha, sapi atau hewan kurban itu kondisinya sehat semua," tuturnya.
Mulyani meminta agar masyarakat tidak menyalah artikan penutupan tersebut.
Baca juga: 2.600 Hewan Ternak di Sumatera Utara Positif Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku
"Jadi penutupan pasar di kabupaten klaten bukan karena kasusnya banyak, namun untuk mengantisipasi agar tidak meluas kasus ini untuk ternak atau individu yang ada di Klaten," kata dia.
"Tujuannya untuk pengendalian agar kasus ini tidak meluas," tegasnya.
Dia menjelaskan jika kasus suspek PMK pada hewan ternak, akan ditangani dengan metode penanganannya positif PMK.
Hasil tersebut diputuskan setelah dirinya menggelar rapat koordinasi tentang penanganan kasus PMK di Kabupaten Klaten.
"Saya sudah rapat dengan Forkopimda, Kecamatan, Desa hingga Lurah Pasar dan Dinas Perdagangan, sementara saya lakukan penutupan hewan yang ada di Kabupaten Klaten," pungkas Mulyani.
Ditemui seusai rapat koordinasi dengan Bupati Klaten, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten (DKPP) Klaten, Widiyanti mengatakan ada 7 pasar hewan yang akan ditutup.
Yakni, pasar hewan yang tersebar di Pasar Hewan Prambanan, Pasar Hewan Jatinom, Pasar Hewan Wedi, Pedan Hewan Cawas, Pasar Hewan Pedan dan Pasar Hewan Klaten Utara, Pasar Hewan Bayat.
Lebih lanjut, Widiyanti menjelaskan hingga saat ini, Selasa (24/5/2022) tercatat 6 hewan ternak terkonfirmasi positif sedangkan 63 hewan lainnya berstatus suspek.
"Untuk penanganan kasus yang terkonfirmasi, baik yang suspek dan positif dilakukan pengobatan secara intensif. Setiap tiga hari sekali dilakukan pemeriksaan dan rutin pemberian obat-obatan oleh dokter hewan," jelasnya.
Baca juga: Sepuluh Sapi di Boyolali Positif PMK, Dinas Minta Pedagang Setop Sementara Beli Sapi dari Jatim
Selain itu pihaknya juga terus melakukan pelacakan hingga radius 3,5 kilometer dari titik kasus PMK, untuk mengetahui titik-titik sebaran kasus tersebut.
Dia mengungkapkan jika 63 hewan ternak yang suspek kasus PMK di Klaten tersebar di 7 kecamatan.
"Berdasarkan kajian kami, setiap kasus demi kasus yang ada, itu berawal dari transaksi jual beli di pasar," terangnya.
"Kalau tidak dari pasar mereka beli hewan dari blantik secara personal yang berasal dari daerah yang sudah tertular (Kasus PMK)," pungkasnya.
Wonogiri Juga Lockdown
Seluruh pasar hewan yang berada di Wonogiri, dipastikan akan ditutup selama dua pekan kedepan.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menuturkan kebijakan lockdown itu menyusul adanya temuan 13 sapi asal luar daerah yang bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK) saat dilakukan pemeriksaan di Pasar Hewan Pracimantoro, Senin (23/5/2022).
Baca juga: 5 Ekor Sapi Positif Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku di Kota Bandung
"Maka kami melakukan langkah pencegahan, dalam dua minggu kedepan kita juga buka sistem hotline. Peternak atau pedagang lokal bisa melaporkan kalau ada kasus," kata Bupati, kepada TribunSolo.com.
Pasar Hewan Pracimantoro sendiri buka pada pasaran wage. Pihaknya akan melakukan identifikasi sehingga perlu dilakukan penutupan lalu lintas ternak dari luar Wonogiri.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan kebijakan pemerintah daerah untuk melakukan antisipasi mewabahnya PMK di Wonogiri.
Bupati yang akrab dengan sapaan Jekek itu enggan apabila hal tersebut dibiarkan dan menimbulkan endemi PMK di wilayahnya.
Apakah penutupan hewan tersebut berdampak dengan kebutuhan hewan kurban menjelang Idul Adha? Jekek menegaskan masih ada sistem niaga lain dengan pendampingan dinas terkait.
"Yang harus dimaknai, penutupan pasar hewan ini adalah upaya antisipasi. Kalau bicara pertimbangan Idul Adha, kalau hewan yang dipotong tidak sehat kan tambah berisiko," ujarnya.
Selain itu, Jekek juga berencana untuk melakukan pertemuan dengan seluruh kepala desa yang ada di Wonogiri.
Jekek menyebut, pihak desa juga diminta untuk peka dengan adanya potensi dan pemberian edukasi terkait PMK kepada kalangan peternak di daerah.
"Ini juga langkah antisipatif yang kita lakukan. Yang jelas, 13 sapi ini bukan sapi dari Wonogiri. Dari luar daerah semua," tandas dia.