TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pernikahan adik Presiden Joko Widodo (Jokowi), Idayati dan Ketua MK Anwar Usman berdampak pada meningkatnya okupansi hotel di Solo.
Bahkan, kamar hotel yang dibanderol puluhan juta per malam pun ludes dipesan oleh para tamu.
Hotel-hotel di Kota Solo kecipratan berkah dari acara pernikahan tersebut, salah satunya dialami oleh Hotel Alila Solo, satu-satunya hotel bintang lima, alias hotel termewah yang ada di Kota Solo.
Baca juga: WO Pernikahan Anwar Usman dan Idayati Ungkap Panggilan Sayang sang Ketua MK pada Adik Jokowi
PR & Event Marketing Manager Alila Solo, Tesa Pujiastuti mengatakan untuk hari Rabu (25/5/2022) dan Kamis (26/5/2022) kamar hotel di Alila Solo sudah habis dipesan.
"Untuk okupansi tanggal 25 Mei hingga 26 Mei sudah full (penuh)," ujarnya saat dihubungi TribunSolo.com, Rabu (25/5/2022).
Itu berarti, jelang dan pada saat hari pernikahan Idayati dengan Anwar Usman, okupansi Hotel Alila Solo full 100 persen.
Hotel bintang 5 itu memiliki 5 tipe kamar dengan total keseluruhan sebanyak 255 kamar.
Kamar terdiri dari standart room, deluxe room, executive suite, Alila suite, dan Presidential Suite, saat ini sudah tidak ada lagi kamar yang tersisa.
Menurut Tesa, pemesan kamar hotel kebanyakan tamu VVIP yang akan menghadiri acara hajatan keluarga Presiden Jokowi itu.
"Betul, tamu yang datang merupakan tamu VVIP, bisa dibilang 70 persen tamu hotel adalah tamu yang akan menghadiri acara tersebut," jelasnya.
"Kebanyakan memesan kamar tipe deluxe ke atas," tambahnya.
Dari informasi yang didapat TribunSolo.com dari sejumlah sumber, harga rata-rata sewa kamar Hotel Alila Solo per malam mulai sekitar Rp 1,3 juta untuk kamar paling 'miskin', hingga kamar kelas crazy rich seharga Rp 9,9 juta, yakni tipe Presidential Suite.
Baca juga: Pernikahan Adik Jokowi, Idayati dengan Anwar Usman Hari Ini: Rangkaian Acara hingga RI 2 Jadi Saksi
Menerima tamu VVIP, Hotel Alila Solo tidak menemukan kendala yang berarti.
"Kalau untuk kendala yang berarti sejauh ini masih kondusif, kami banyak dibantu untuk detail kebutuhan dari protokoler dan setneg yang bertugas," ujar Tesa.