Bulan ini rencananya suaminya akan mengirim uang untuk membeli handphone android anak perempuan ketiga.
Baca juga: Cerita Warga Sulsel Selamat dari Serangan KKB di Kabupaten Nduga: Tiarap di Bak Truk
"Manusia punya rencana tapi Tuhan yang mengatur. Rencananya suami saya bulan Agustus akan datang," ujarnya sedih.
Yufani dan Roy sudah 27 tahun menikah, anak pertamanya sudah berusia 26 tahun.
Harapannya sangat besar supaya suaminya bisa pulang tapi sudah tidak bisa.
"Ibadah pemakaman besok (hari ini) di Papua, kami di kampung mengikuti melalui video siaran langsung," pungkasnya.
Proses Evakuasi
Proses evakuasi jenazah Roy Manampiring akhirnya berhasil dilakukan pada Rabu (19/7/2022) dini hari.
Roy bekerja sebagai operator senso.
"Satgas Damai Cartenz dan TNI yang dipimpin oleh Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Paranewen berhasil mengevakuasi satu orang korban penembakan KKB di Nduga, tepatnya di tanjakan Adu Mama 2, Rabu pukul 02.00 WIT," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.
Menurut Faizal, jenazah korban baru bisa dievakuasi pada Rabu dini hari karena personel Damai Cartenz dan TNI selalu terlibat kontak senjata dengan KKB di sekitar lokasi kejadian.
"Jadi tiga hari ini kita kontak senjata terus," kata dia.
Korban, sambung Faizal, sebelumnya sudah mengetahui ada kejadian pembantaian pada Sabtu (15/7/2022) pagi dan disarankan untuk pergi ke Batas Batu.
Namun korban memilih jalan ke Kenyam bersama warga setempat dan di perjalanan bertemu dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Baca juga: TNI Bantah 13 Korban Penyerangan KKB di Kabupaten Nduga Papua Adalah Intelijen
"Dalam perjalanan, korban bersama masyarakat OAP bertemu dengan KKB sehingga beberapa masyarakat OAP tersebut langsung melarikan diri ke hutan dan berpisah dengan korban," tutur Faizal.