News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bocah SD Tewas Korban Bully

Wagub Jabar Minta Maaf soal Pernyataannya tentang Kasus Perundungan di Tasikmalaya

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum. Wagub Jabar minta maaf setelah memberikan pernyataan soal kasus perundungan di Tasikmalaya.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, meminta maaf terkait pernyataannya soal kasus perundungan di Tasikmalaya.

Sebelumnya, Wagub Jabar ini menyebut, kejadian anak setubuhi hewan sudah biasa sejak masa kecilnya dulu, dan itu hanya sebuah candaan.

Kini, Uu mengaku pernyataannya itu hanya menceritakan masa kecilnya kepada awak media.

Ia pun memastikan penanganan kasus perundungan yang diduga menyebabkan korbannya meninggal ini mendapat pemantauan dari Pemprov Jabar.

"Saya mohon maaf, menyampaikan hal semacam itu. Karena sebenarnya tidak bermaksud kepada konteks yang ada pada kejadian ini (kasus di Tasikmalaya)."

"Yang saya sampaikan saat saya bercanda dengan rekan media, teman dengan teman suka saling ledek itu biasa."

"Tapi sebenarnya itu tidak boleh, sekali pun hal biasa, itu tidak boleh," ujarnya di Gedung Sate, Senin (25/7/2022), dilansir TribunJabar.id.

"Mohon maaf atas kesalahan pernyataan saya tentang hal itu karena memang saya dulu pernah kecil, dan waktu kecil suka saling meledek. Oleh karena itu mohon maaf atas kesalahan saya," tambah dia.

Sebelumnya, Uu mengaku mendapat tugas dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menemui keluarga korban bocah meninggal akibat perundungan pemaksaan setubuhi kucing di Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (23/7/2022).

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, mengecam tindakan perundungan di Tasikmalaya yang menyebabkan seorang anak meninggal akibat dipaksa berbuat tak senonoh.

"Iya, saya juga mohon maaf. Saat kecil begitu, pernah lah ya, pernah, sering dengar (tentang perundungan)."

"Bahkan teman saya (bersetubuh) dengan kerbau orang Cikatomas, tahu."

"Tetangga saya (bersetubuh) dengan ayamnya, ya saat usia SD-SD begitu."

"Itu candaan lah ya. Itu biasa pak itu. Tapi justru karena ada medsos dan jadi pertanyaannya, kenapa mesti diviralkan?" katanya kepada wartawan di kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: UPDATE Bocah SD Dipaksa Setubuhi Kucing, Pelaku Syok dan Ketakutan, Kasus Naik ke Penyidikan

Uu lalu meminta kepada keluarga korban dan para pelaku segera berdamai dan berharap kasus ini tak sampai ke Pengadilan.

Menurutnya, para pelaku akan mendapatkan sanksi sosial sampai dewasa dan berdampak pada kelangsungan hidupnya kelak.

Uu juga meminta masyarakat tidak berasumsi bahwa kematian korban akibat depresi, sebelum ada temuan dari kepolisian jika penyebab kematian adalah depresi.

"(Depresi) itu hanya asumsi masyarakat karena ada kronologi seperti itu."

"Namun itu belum pasti. Yang berhak menyampaikan adalah pihak yang berwenang, yaitu kedokteran," jelasnya.

Baca juga: Jokowi Ikut Berduka atas Kasus Perundungan Bocah di Tasikmalaya

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri sosialisasi Desain Besar Olahraga Nasional di Hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021). (Dok. Kemenpora)

Update Kasus Perundungan Bocah di Tasikmalaya

Diberitakan TribunJabar.id, kasus perundungan terhadap bocah 11 tahun di Kabupaten Tasikmalaya kini dinaikkan ke tahap penyidikan.

Seperti diketahui, bocah tersebut diduga meninggal dunia akibat depresi.

Bocah itu diduga mendapat perundungan dari teman-temannya yang menyebarkan video korban saat dipaksa seolah-olah berbuat tidak senonoh dengan kucing.

"Untuk Tasikmalaya sekarang kasusnya sudah naik dalam penyidikan," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo di Mapolda Jabar, Senin.

Baca juga: Ketua Fraksi NasDem Desak Kasus Bocah SD Dipaksa Setubuhi Kucing hingga Tewas Diusut Tuntas

Ia menjelaskan, penyidik telah melakukan gelar perkara dan hasilnya ditemukan adanya dugaan perundungan yang dilakukan pada korban sebelum meninggal.

"Bisa disimpulkan memang bahwa terjadi kondisi bully," ungkapnya.

Ilustrasi bullying, bocah di Tasikmalaya diduga di-bully teman-temannya. (TribunJogja.com)

Sebelumnya, korban mengalami depresi hingga tidak mau makan karena rekaman video korban dipaksa teman-temannya menyebar di media sosial.

Belakangan korban tidak mau makan hingga kondisinya drop.

Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tak tertolong.

Baca juga: Bocah SD Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Orang Tua Diminta Beri Pengasuhan Tepat untuk Anak

Masih dilansir Kompas.com, dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami suspect depresi, thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo.

"Untuk diagnosa kematian disebabkan karena adanya suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak, karena komplikasi tifus juga ada suspect episode depresi atau gangguan ensefalopati kejiwaan," katanya, Jumat (22/7/2022).

"Namun untuk faktor internalnya karena komplikasi demam, meski petugas medis juga berupaya melakukan upaya, tapi nyawanya itu tak tertolong saat itu," terang Adi.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam/Nazmi Abdurrahman) (Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya/Irwan Nugraha)

Berita lain terkait Bocah SD Tewas Korban Bully

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini