Sebab AM adalah alumnus Pondok Gontor.
"Korban adalah alumni kita, murid kita dan wafat di Ponpes Gontor," kata dia dikutip dari Kompas.com.
Akrim meyakini, AM meninggal dalam kondisi mati syahid karena sedang menimba ilmu.
"Kita yakin anak yang belajar dan meninggal sama dengan mati syahid. karena dia adalah fisabilillah," ujarnya.
Enggan komentar soal kasus
Namun, saat dimintai keterangan mengenai dugaan surat keterangan kematian palsu, Akrim terus melangkah dan enggan memberi penjelasan.
"Permasalahan ini bukan urusan saya. Ada pembicara khusus. Kita ada namanya tim jubir sendiri," ungkap dia usai berziarah, Jumat.
Begitu pula saat Akrim ditanya mengenai dugaan penganiayaan yang menyebabkan santrinya meninggal.
Baca juga: Kementerian Agama Ungkap Jumlah Terduga Pelaku yang Menganiaya Santri Pondok Gontor
"Sudah, Mas ya, sudah," kata seseorang di samping Akrim.
Diberitakan sebelumnya Akrim Mariyat datang bersama para anggotanya yang lain didampingi oleh Rusdi (47) yang merupakan ayah kandung dari AM, Jumat (9/9/2022).
Setelah itu, ia bersama para anggotanya pun berdoa di atas makam AM dan dilanjutkan takziah di rumah duka.
Ditemukan memar di dada
AM meninggal dunia diduga dianiaya oleh seniornya karena persoalan kekurangan alat saat menyelenggarakan kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum). AM sendiri berperan sebagai ketua panitia.
Pihak keluarga mulanya menerima laporan bahwa anak mereka meninggal lantaran kelelahan mengikuti kemah.