News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswa SMKN Purbalingga Belajar di Kios Pasar, Begini Tanggapan Ganjar Pranowo

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi mengenai siswa SMK Negeri 1 Karangjambu, Purbalingga belajar di kios pasar.

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG-  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi mengenai siswa SMK Negeri 1 Karangjambu, Purbalingga belajar di kios pasar.

Para siswa tersebut diberitakan belajar di kios pasar karena kekurangan lahan dan terpaksa menginduk pada SMP Satu Atap selama 14 tahun terakhir.

Baca juga: Menjaring Kelompok Milenial, Sahabat Ganjar kembali Gelar Turnamen E-sports di Mojokerto

Ganjar Pranowo mengecek dan mendapati sekolah kurang berkonsultasi dengan dinas. Kepala sekolah nekat menambah jumlah rombongan belajar atau kelas melebihi kapasitas yang tersedia.

“Setelah kita cek kemarin, kayaknya karena keinginan di publik itu banyak yang ingin sekolah ke sana (tapi) kapasitasnya kurang, ya kepala sekolahnya agak nekat sehingga menambah kapasitas. Kan enggak boleh,” kata Ganjar usai menghadiri acara konferensi pers Tour De Borobudur XII di Lapangan Basket Jatidiri, Rabu (28/9/2022).

Diterangkan, para siswa menggunakan kios pasar tempat belajar karena gedung SMP sedang direnovasi. Sementara SMKN hanya mendapat dua kelas yang tidak cukup untuk pembelajaran.

“Siswa kami 183. Kelas X tiga kelas, kelas XI dua kelas dan kelas XII satu kelas,” ungkap Kepsek SMKN 1 Karangjambu, Muhammad Mumfasil.

Ganjar mengimbau para kepala sekolah tidak mengambil keputusan serupa tanpa berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng.

“Seharusnya dia menunggu sesuai dengan kapasitas yang ada, tapi kemarin kita coba selesaikan,” tegur Ganjar.

Baca juga: Finish Friendship Run Medan, Ganjar Disambut Kalungan Kain Ulos dari Warga

Pihaknya menegaskan masalah SMKN 1 Karangjambu menjadi perhatian. Meski begitu, ia meminta tak ada pihak yang menumpangi masalah itu dengan cerita lain.

“Kemarin ada yang pengin itu menjadi viral, ‘kalau nggak saya viralkan lho pak’, malah ada yang ancam saya gitu. Lho kamu viralkan aja, nggak papa wong yang tanggung jawab saya kok,” terangnya.

Ganjar mengatakan kejadian seperti ini juga terjadi di daerah lain. Setelah penerapan sistem zonasi penerimaan peserta didik baru, banyak ditemukan daerah tak punya sekolah negeri.

Salah satunya di Cilongok, Banyumas. Bahkan tanah kelahiran Ganjar di Tawangmangu, Karanganyar juga diketahui baru memiliki SMA Negeri pada 2022 ini.

Baca juga: Sekolah di Bali Masuk Nominasi Tiga Besar Kompetisi Sekolah Terbaik Dunia

“Maka kemarin saat rapar paripurna kita menyampaikan kepada DPRD agar ini juga menjadi perhatian,” ujarnya.

Ganjar juga telah meminta agar dilakukan pendataan daerah tanpa sekolah negeri tingkat SMA atau SMK. Harapannya, ke depan penanganan bisa dilakukan secara komprehensif.

Penulis : Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini