News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Pernyataan Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana tulis pernyataan terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam.

"Dari BPBD Jawa Timur di mana per 10.30 WIB, angka (korban meninggal dunia) ini menjadi 174 (orang) meninggal dunia," ujarnya dikutip dari Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022), diwartakan Tribunnews.com sebelumnya.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Renggut Ratusan Nyawa, Sepakbola Indonesia Disorot Dunia

Lebih lanjut, Emil meyebut korban luka berat capai 11 orang, sedangkan luka ringan sebanyak 198 orang.

Dikutip dari Suryamalang.com, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta membeberkan kronologi Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Sabut (1/10/2022) malam.

Penyebab kericuhan, menurut Nico diduga karena rasa kekecewaaan sejumlah Aremania terhadap kekalahan Arema FC dari Persebaya.

"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandingan."

"Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah."

"Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah kalah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Nico saat gelar rilis di Polres Malang, Minggu (2/3/2022) dini hari.

Baca juga: BRI Mengutuk Keras Peristiwa Kelam di Stadion Kanjuruhan

Sedangkan motif para suporter turun ke lapangan dijelaskan Nico yakni dengan maksud mencari pemain dan official Arema FC.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tuturnya.

Setelah itu, Nico menerangkan jika petugas pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan supaya para suporter tidak masuk ke lapangan.

Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.

"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata."

"Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," papar Nico.

Penumpukan suporter kemudian memicu berdesakan hingga membuat tragedi maut tersebut terjadi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini