"Kalau pada saat bom meledak ada orang di dekatnya, bisa luka hingga meninggal dunia," kata Asep.
Tim Jibom Gegana yang ikut saat proses penangkapan terhadap pelaku, menyatakan jika daya ledak bom yang dibuat pelaku sekitar 50 sampai 60 meter dan masuk kategori low explosive, atau daya ledak rendah.
"Di dalamnya ada pecahan keramik, ini kalau meledak bisa masuk ke dalam (tubuh), seperti granat," ucap Asep.
Ia menerangkan, pelaku tidak menggunakan pemicu detenator. Namun dia membuat kumparan sebagai penghantar panas.
MN alias Ocu, sempat meledakkan bom hasil rakitannya pada subuh hari.
Suara ledakan, diketahui terdengar hingga radius 1 kilometer.
Kombes Pol Asep Darmawan mengatakan, pelaku sehari-hari tidak bergaul dengan masyarakat sekitar tempat ia tinggal di rumah kontrakannya.
MN juga pernah melempar anak-anak di sana.
"Tempat dia meletakkan bom yang sudah meledak, itu warung ada rumah seseorang. Menurut dia itu orang yang menyuruh dia pindah. Karena masyarakat resah dengan pelaku, karena sempat mendengar beberapa ledakan pada malam hari," terang Asep, saat ekspos kasus, Rabu (5/10/2022).
"Kalau yang di TKP pertama itu (warung, red), terdengar hingga 1 km, itu waktu subuh," imbuh Asep.
Ulah pelaku lainnya yang dikeluhkan warga, yaitu pernah menembak seorang anak dengan senapan angin.
Selanjutnya, pelaku kerap makan di warung namun tidak bayar.
Terakhir karena sering ditagih, pelaku menyerahkan senapan angin miliknya kepada pemilik warung.
"Jadi dia ini tidak ada kerjaan. Pernah didamaikan masyarakat sekitar, dan disuruh pindah. Itu lah waktu subuh di warung itu (diletakkan bom) meledak di depan warung.