Bencana banjir pada bulan Oktober ini, menurut Gubernur Sugianto, merupakan yang ketiga kalinya terjadi di tahun 2022 ini setelah sebelumnya melanda Kalteng pada bulan Agustus dan bulan September.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Prov Kalteng per tanggal 18 Oktober 2022 menyebutkan bahwa saat ini banjir telah terjadi di delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan, Kota Palangka Raya, Pulang Pisau dan Barito Utara.
“Total wilayah terdampak sebanyak 40 Kecamatan, 213 Desa/Kelurahan, 19.698 Kepala Keluarga, 58.152 Jiwa, dan Pengungsi 89 KK, 289 Jiwa. Data ini terus diupdate perkembangannya dengan kabupaten/kota,” jelas Sugianto.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa bencana banjir di Kalteng memberikan dampak pada lebih 50 persen kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalteng dan telah berulang terjadi. Untuk itu, Pemprov Kalteng terus memantau penanganan banjir yang dilakukan oleh kabupaten/kota dan telah menyalurkan berbagai bantuan ke kabupaten/kota terdampak banjir.
“Banjir ini menyebabkan masyarakat petani kehilangan mata pencaharian. Mereka tidak bisa bercocok tanam dan bahkan gagal panen, karena lahannya terendam banjir. Hal tersebut mencetus permasalahan baru bidang sosial dan ekonomi,” ungkapnya.
Sehubungan dengan itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir terhitung 17 Oktober 2022, selama 21 (dua puluh satu) hari ke depan.
“Kabupaten yang sudah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sebanyak enam kabupaten yaitu: Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Katingan, sedangkan Seruyan dalam proses penetapan perpanjangan status tanggap darurat,” pungkas Sugianto.