News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dipolisikan terkait Dugaan Penganiayaan 3 Staf, Kadispora Papua Barat: Saya Tampar 1 Kali, Dia Marah

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kadispora Papua Barat Hans Lodwick Mandacan, sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut Manokwari, Papua Barat. Hans Lodwick Mandacan kini dipolisikan korbannya.

TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Papua Barat, Hans Lodwick Mandacan resmi dilaporkan ke Polres Manokwari, Papua Barat.

Hans Lodwick Mandacan dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap tiga perempuan yang juga pegawai Pemprov Papua Barat, Kamis (27/10/2022) lalu.

Baca juga: Polda Metro Jaya Dalami Kasus Dugaan Penganiayaan ART oleh Majikannya di Jakarta Timur

Saat dikonfirmasi, Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom membenarkan adanya laporan terhadap Kadispora Provinsi Papua Barat, Hans Lodwick Mandacan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

"Memang sudah ada laporan yang masuk, berkaitan dengan penganiayaan," ujar AKBP Parasian Herman Gultom kepada TribunPapuaBarat.com, Sabtu (29/10/2022).

AKBP Parasian Herman menjelaskan, awalnya ada kegiatan pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) di Sulawesi Tengah.

Kegiatan tersebut kemudian dikoordinasikan kepada Kepala Dinas terkait keberangkatan atlet ke Palu Sulawesi Tengah.

"Tiba-tiba terlapor (Kadispora) emosi dan mencekik leher korban, yakni Meiske Johana Tuasela," ucapnya.

Selang beberapa waktu kemudian, seorang korban Ema Ronsumbre datang dengan tujuan melerai, namun justru didorong oleh Kadispora.

"Ema Ronsumbre pun jatuh dan kepalanya terbentur di batu batu," tutur Gultom.

Kemudian, seorang korban berinsial Merry C Kabuare datang juga melerai kejadian itu.

"Namun yang terlapor ini justru memukul Merry C Kabuare di telinga sebelah kiri," jelasnya.

Baca juga: Ketua Ormas di Lampung Tewas Akibat Penganiayaan: Bermula dari Kejadian Saat Acara Hajatan

Korban Meiske Johana Tuasela pun akhirnya mendatangi Polres Manokwari untuk membuat laporan polisi.

"Untuk saat ini kita baru melakukan pemeriksaan berkaitan dengan kronologis kejadian penganiayaan," kata Gultom.

Selanjutnya, ia akan melakukan pemeriksaan saksi dan meminta hasil visum.

"Nanti setelah itu kami langsung mengambil langkah kepada si pelaku," ujarnya.

Berdasarkan Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/B/807/X/2022/SPKT/Polresta Manokwari/Polda Papua Barat tanggal 27 Oktober 2022, terlapor Hans Lodwick Mandacan (HLM) selaku Kadispora Provinsi Papua Barat.

Dalam LP tersebut, pelapor atas nama Meiske Johana CH Tuasela menjelaskan perihal tindakan penganiayaan oleh oknum Kadispora Papua Barat.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIT, di Asrama Atlet PPLP Papua Barat di Kampung Susweni, Distrik Manokwari Timur, Manokwari.

Kadispora Beri Penjelasan terkait Kronologis Peristiwa

Menanggapi pelaporan terhadap dirinya, Kadispora Papua Barat Hans Lodwick Mandacan mengatakan, peristiwa penganiayaan itu terjadi setelah pelepasan atlet Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dari tiga cabang ke Palu, Provinsi Sulawesi Selatan.

"Saya tanya ke Kepala Bidang kenapa tadinya empat cabang olahraga tapi kok hanya tiga," ujar Hans Lodwick Mandacan kepada TribunPapuaBarat.com melalui sambungan telepon, Sabtu (29/10/2022).

Mereka berdalih, terbentur dengan persoalan dana dan nama yang terlambat dimasukkan ke pengurus.

"Waktu itu saya sedang capek dan duduk minum bir satu kaleng di dalam kamar," ujarnya.

Begitu keluar, ia pun dihampiri oleh Meiske Johana Tuasela, sembari berbicara dengan nada keras.

"Saya sampaikan nanti tanya kepala bidang dan kepala seksi, karena saya tidak tahu soal dana dan lainnya," jelasnya.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Wakil Ketua DPRD Depok-Sopir Truk Berujung Damai, Korban Cabut Laporan

Ia mengaku, sempat dituduh selama ini dirinya membawa minuman dan perempuan ke asrama untuk kegiatan lainnya.

"Dari situ saya langsung tampar mulut satu kali, habis itu dia pun marah," kata Hans.

Sementara, sempat ada seseorang staf datang ingin melerai justru ia meminta agar jangan campur.

"Yang satu lagi dia lari sendiri datang baru jatuh, dan saya tidak pukul apa-apa," ucapnya.

"Mereka bilang saya kepala dinas yang tidak berprestasi dan kata-kata jelek," tambahnya.

Seorang korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kadispora Papua Barat Hans Lodwick Mandacan, sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut Manokwari, Papua Barat. Hans Lodwick Mandacan kini dipolisikan korbannya. (Istimewa)

Tuduhan Mabuk

Tak hanya itu, Hans juga mengaku, perihal tuduhan mabuk dan lainnya semuanya tidak benar.

"Buktinya saya jalan biasa saja, kalau mabuk itu sudah tidak kontrol bahkan jatuh. Tapi saya tidak," ungkapnya.

Terkait tuduhan itu, ia pun meminta agar semua pihak harus dengar dari berbagai sisi.

"Saya punya saksi banyak di asrama kemarin dan pastinya tidak benar semuanya," tuturnya.

Dia pun berencana akan membuat laporan balik terhadap pihak yang melakukan pelaporan.

"Ini surat keterlaluan jadi yang pasti saya akan buat laporan balik untuk tuntut nama baik," ujarnya.

Diolah dari artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Kadispora Papua Barat Buka Suara soal Kasus Penganiayaan 3 Staf, Ada Kata Kotor Hingga Tampar Mulut

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini