TRIBUNNEWS.COM - Sesosok jasad wanita ditemukan mengambang di Pantai Ketapang Satu, Kelurahan Tode Kisar, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (5/11/2022).
Awalnya, warga mengira korban adalah penumpang Express Cantika 77 yang terbakar dan tenggelam beberapa waktu lalu.
Namun, setelah diidentifikasi, perempuan itu ternyata SM (23), warga Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Kronologi Penemuan Jasad Korban
Mengutip dari Kompas.com, jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang penjual bubur kacang hijau.
Saat itu, ia tengah bersiap untuk berjualan sekira pukul 07.45 Wita.
Baca juga: Fakta Karyawati Tewas di Tangan Teman Kencan Gegara Uang Rp 800 Ribu, Dibunuh setelah Berhubungan
"Saya lihat pertama, saya kira itu buaya yang mengambang di pantai," katanya, Sabtu.
Meski cemas mengira benda itu adalah buaya, Fero memberanikan diri untuk mendekat ke arah pantai.
Dia pun kaget, ternyata benda yang ia lihat adalah sesosok jasad perempuan yang terapung.
Ia kemudian mengeluarkan ponselnya yang ada di saku celana lalu memvideokan.
"Saya lalu kirim video ini ke grup WhatsApp warga Kelurahan sini," terangnya.
Kemudian, sekira pukul 08.00 Wita, petugas dari Polsek Kelapa Lima mendatangi lokasi kejadian.
"Anggota kita turun ke lokasi untuk mengamankan tempat kejadian perkara, memasang garis polisi dan selanjutnya menghubungi tim Identifikasi Polresta Kupang Kota," ujar Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy.
Setelah dilakukan identifikasi diketahui bahwa korban adalah SM, warga Oepura, Kota Kupang.
Baru Sepekan Keluar dari RS Jiwa
Masih dari Kompas.com, ternyata korban baru saja keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naimata, pekan lalu.
Baca juga: Warga Kota Kendari Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Tengah Gang
Hal itu disampaikan oleh paman korban, Benyamin Saefatu.
Benyamin menuturkan, kondisi keponakannya secara mental tidak memiliki emosi yang stabil.
Sehingga, kata dia, korban mudah melampiaskan emosi ketika keinginannya dihalangi.
Menurutnya, SM mengalami gangguan jiwa setelah selesai ujian SMA.
"Karena mentalnya terganggu, SM kita bawa ke Rumah Sakit Jiwa Naimata hingga dia tidak sempat mengurus ijazah."
"Dan baru saja keluar dari rumah sakit jiwa sejak minggu lalu," jelas Benyamin.
Kerap Keluar Rumah Tanpa Tujuan
Setelah keluar rumah sakit jiwa, kata Benyamin, keponakannya itu sering keluar dari rumah tanpa tujuan.
Korban juga tak pernah pamit atau meminta izin kepada orangtuanya saat pergi.
Bahkan, beberapa hari sebelum kejadian, SM sempat berjalan sejauh belasan kilometer dari rumahnya hingga malam hari. Beruntung, ada anggota Babinsa dari Desa Penfui Timur yang menemukannya.
Baca juga: Sopir Angkot di Tangerang Tewas Ditusuk Sopir Lainnya Karena Rebutan Penumpang
Sempat Tendang sang Paman
Masih dikatakan Benyamin, ia juga sempat ditendang oleh keponakannya tersebut.
"Sebelum dia keluar rumah, saya sempat menghalang, karena tidak ada yang menjaga dia."
"Tapi dia marah lalu menendang saya sampai jatuh dan dua gigi depan saya patah."
"Makanya setelah itu dia pergi tanpa tujuan, dan setelah itu kami dapat kabar bahwa dia sudah meninggal di tepi pantai," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)