"Jika ada anak yang sudah siap untuk kembali belajar, maka bisa diberikan layanan. Tapi yang utama trauma healing dulu," ujarnya.
Sebelumnya, insiden atap runtuh SD Muhammadiyah Bogor telah masuk proses penyelidikan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gunungkidul.
Hal ini dibenarkan Kasatreskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro.
Baca juga: Ambruknya Atap Gedung SD Muhammadiyah Bogor Gunungkidul Bikin Siswa Alami Gangguan Sulit Tidur
Total sudah ada 10 saksi yang diperiksa dari pihak sekolah.
"10 saksi ini dari pihak sekolah, komite sekolah, serta pemborong yang mengerjakan bangunan," ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Ia menjelaskan dalam proses penyelidikan ini melibatkan tim ahli.
Tim ahli yang diundang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Para ahli ini bertugas untuk menilai struktur bangunan SD Muhammadiyah Bogor.
"Tadi dari tim ahli sudah membawa sejumlah sampel untuk diperiksa lebih lanjut," imbuhnya.
AKP Mahardian Dewo Negoro mengungkapkan jika saat ini belum ada penetapan tersangka dalam insiden ini.
Menurutnya proses penyelidikan masih berlangsung dan polisi masih mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.
Selain itu, ia juga belum dapat menyimpulkan apakah dalam insiden ini ada unsur kelalaian atau tidak.
Hasil pemeriksaan teknis dari tim ahli UGM akan menjadi pertimbangan dalam insiden ini.
Diketahui SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul masih disterilkan untuk keperluan penyelidikan.
Baca juga: Soal Atap SD Muhammadiyah Bogor Ambruk, 1 Anak Meninggal hingga Siswa Trauma