Namun sampai saat ini pencarian di rumah sakit juga belum membuahkan hasil.
Ipah berharap anaknya segera ditemukan karena keluarga harap-harap cemas.
"Saya belum tidur sejak kemarin, apalagi di tenda pengungsian seperti ini banyak warga lain juga yang ikut bergadang menjaga anak-anak mereka," kata Ipah.
Baca juga: BMKG Prediksi Gempa Cianjur Berulang Setiap 20 Tahun Sekali, Warga Sebaiknya Direlokasi
Tak jauh dari tempat Ipah berdiri, debu dari material bangunan yang coba digali dengan peralatan manual terlihat.
Beberapa orang warga dan relawan yang yakin akan keberadaan Indri terus mencari memindahkan bebatuan dan menggali.
Pencarian dihentikan menjelang magrib.
Tak jauh dari lokasi Kampung Seulaeurih, di Kampung Nagrog warga menyambut antusias pengobatan gratis yang dilaksanakan oleh relawan dari Ners Indonesia.
Warga Nagrog sebelumnya mengeluh di media sosial karena belum datang bantuan logistik dan obat-obatan.
Banyak warga menderita luka ringan seperti memar yang ingin berobat.
"Alhamdulillah hari ini ada pengobatan gratis dari Ners Indonesia, warga langsung antusias berobat," ujar Asep seorang warga Kampung Nagrog.
Akses menuju Kampung Nagrog dan Seulaeurih di beberapa titik hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.
Banyak bangunan rumah yang runtuh ke jalan dan belum sepenuhnya dievakuasi dan memerlukan alat berat.
Di sepanjang jalan dari Desa Sukamanah, Desa Gasol, Desa Benjot banyak didirikan tenda darurat dan dipenuhi oleh warga yang mengungsi karena takut dan rumah rusak.
Gempa susulan kembali terjadi menjelang magrib di lokasi Desa Benjot dan mengagetkan warga yang sedang mengungsi di tenda.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Suara Lirih Minta Tolong Terdengar dari Reruntuhan, Diduga Ibu Hamil yang Jadi Korban Gempa Cianjur