Aksi amuk massa Sabtu (12/11/2022) sore merembet hingga Minggu (13/11/2022) dini hari.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan massa melempar batu hingga anak panah.
"Dini hari tadi massa masih melakukan pelemparan batu dan anak panah dimana petugas berjaga, sehingga anggota membalas dengan tembakan peringatan untuk menghalau massa agar tidak mendekat ke arah petugas," ujar dia.
Menurutnya, ada enam bangunan kantor pemerintahan yang hangus terbakar.
"Keenam bangunan yang dibakar massa yakni, Kantor BPKAD, Kantor Dinas Pendidikan, Kantor Keuangan, Kantor Inspektorat, Kantor lingkungan hidup, dan Kantor Dukcapil," kata Kamal.
Dua polisi juga menjadi korban luka akibat aksi amuk massa.
Baca juga: Imbas Amukan Massa di Dogiyai Papua, Ratusan Warga Mengungsi karena Takut Jadi Korban
Kedua petugas itu terkena panah di bagian kaki saat hendak menghalau massa.
"Ada dua anggota kami yang ikut jadi korban karena terkena panah di kaki," kata dia.
Selain korban dari pihak polisi, ada pula satu sopir truk yang menjadi korban penganiayaan.
"Para korban berada di Polres Dogiai, belum bisa dievakuasi ke RSUD Nabire karena akses jalan diputus dan dipalang masyarakat," ujar dia.
Pemicu konflik
Kematian seorang bocah berusia 5 tahun, Noldi Goo memicu konflik yang terjadi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah.
Akibat konflik tersebut, seorang warga sipil meninggal dunia dan enam orang lainnya berhasil dievakuasi aparat kemanan.
Selain seorang korban tewas, setidaknya enam kantor pemerintahan terbakar, serta dua polisi terluka dalam peristiwa tersebut.