TRIBUNNEWS.COM - Plt Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan hingga kini masih ada sejumlah korban gempa Cianjur, Jawa Barat, yang enggan bergabung untuk mengungsi di Posko Pengungsian Terpadu yang telah disediakan pemerintah.
Mereka lebih memilih untuk mendirikan tenda pengungsian sendiri bersama keluarga dan kerabat dekat di daerah yang dekat rumah.
Menurut Abdul, sejumlah korban gempa Cianjur enggan bergabung ke Posko Pengungsian Terpadu dikarenakan alasan keamanan.
Mayoritas dari mereka ingin menjaga barang-barang yang ada di rumah mereka masing-masing.
Mereka tidak bisa mengambil barang-barang tersebut dari rumah mereka yang roboh atau setengah roboh akibat gempa.
Hal itu dikarenakan mereka masih merasa takut untuk masuk ke dalam rumah.
Baca juga: Cerita Warga Warungkondang Selamat dari Gempa Cianjur, Tertimpa Reruntuhan Saat Lindungi Ibu
Jika barang-barang di rumah tidak dijaga, maka dikhawatirkan ada yang memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Banyak hal (alasan tak bergabung ke posko terpadu), tapi secara umum itu masalah keamanan barang dan rumah yang ditinggalkan. Karena kondisi rata-rata itu rumah mereka roboh atau setengah roboh."
"Tapi barang-barang mereka tidak bisa dibawa keluar, karena takut masuk ke dalam rumah. Ini kalau tidak dijaga, khawatir ada yang memanfaatkan kesempatan. Ini setiap kami tanya alasannya demikian," kata Abdul dalam tayangan Live Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Sabtu (26/11/2022).
Lebih lanjut Abdul menuturkan, dari sekian banyak rumah yang rusak akibat gempa Cianjur, tentu tidak bisa seluruhnya dibebankan ke aparat Kepolisian untuk melakukan penjagaan.
Untuk itu pengamanan rumah ini diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.
Baca juga: UPDATE Gempa Cianjur: 310 Korban Meninggal, 24 Lainnya Masih Dicari, Kemungkinan Masih Bertambah
Abdul pun mempersilakan korban gempa Cianjur tersebut untuk bergabung ke Posko Pengungsian Terpadu agar mempermudah penyaluran bantuan dan kebutuhan pengungsi, tapi itu jika memungkinkan.
Jika nantinya tidak memungkinkan untuk bergabung ke Posko Pengungsian Terpadu, maka pihaknya akan memfasilitasi penggantian tenda yang layak bagi mereka untuk mengungsi.
"Dengan sekian banyak rumah rusak saat ini, tentu saja kalau kita bebankan ke aparat kepolisian untuk menjaga setiap satu-satu rumah itu juga cukup berat. Memang kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat."