News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Meninggal di Magelang

Cara Kerja Racun Arsenik, Tewaskan Sekeluarga di Magelang, hingga Pernah Dipakai untuk Bunuh Munir

Penulis: garudea prabawati
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Tribunnews: Kasus tewasnya satu keluarga di Magelang karena diracun pakai racun arsenik. Diketahui racun arsenik juga pernah membunuh aktivis HAM, Munir, 18 tahun lalu.

TRIBUNNEWS.COM - Racun arsenik menjadi penyebab tewasnya satu keluarga di Jalan Sudiro Gang Durian Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).

Satu keluarga di Magelang tersebut tewas lantaran diracuni oleh DDS (17) anak bungsu serta adik dari korban.

Identitas korban dalam kasus ini yakni Abbas Ashar (58) orangtua pelaku, Heri Riyani (54) ibu pelaku, Dhea Choirunnisa (24) kakak pelaku atau anak pertama.

DDS alias Dhio membeli racun arsenik itu melalui online.

Diketahui keracunan arsenik bisa sangat fatal apabila digunakan dengan dosis yang sangat tinggi.

Racun arsenik juga pernah digunakan untuk membunuh Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib, atau yang karib disapa Munir.

Baca juga: Pengakuan Kerabat dan ART Keluarga yang Tewas Diracun di Magelang, Terungkap Sosok Terduga Pelaku

Lantas bagaimana cara kerja racun arsenik dalam membunuh manusia?

Keracunan arsenik pada manusia paling sering terjadi akibat menelan atau menghirup insektisida yang mengandung arsenious oksida, tembaga acetoarsenite, atau kalsium atau timbal arsenat.

Arsenik diyakini mengerahkan toksisitasnya saat masuk ke tubuh manusia, menggabungkan dengan enzim tertentu (katalisator organik sel), sehingga mengganggu metabolisme sel, mengutip dari britannica.com.

Kerentanan individu terhadap keracunan arsenik sangat bervariasi.

Beberapa orang diketahui mengembangkan toleransi di tubuh mereka terhadap dosis yang akan membunuh orang lain.

Namun keracunan akut dapat terjadi akibat dosis racun arsenik yang besar atau dari dosis kecil yang berulang (keracunan kronis).

Gejala keracunan akut akibat menelan arsenik termasuk:

- Mual

- Muntah

- Mulut dan tenggorokan terasa terbakar

- Sakit perut yang parah

Setelah itu seseorang bisa saja langsung kolaps diikuti dengan kematian dalam beberapa jam.

Pada orang yang terkena racun arsenik, efek yang luar biasa adalah sel darah merah akan hancur dan kerusakan pada ginjal.

Lantas dalam paparan kronis, efek yang lebih umum dari racun arsenik termasuk kehilangan kekuatan tubuh secara bertahap, diare atau sembelit, pigmentasi dan penskalaan kulit, manifestasi saraf yang ditandai dengan kelumpuhan dan kebingungan, degenerasi jaringan lemak, anemia, dan garis-garis di kuku.

Racun arsenik ini diketahui tidak berwarna dan tidak berasa, dapat diketahui sampai metode deteksi kimia dikembangkan.

Diagnosis pasti untuk mengatahui keracunan arsenik didasarkan pada temuan dalam urin, rambut atau kuku.

Sekeluarga Tewas di Magelang

Penampakan kondisi rumah tempat penemuan jenazah dipasangi garis polisi di Mertoyudan, Magelang, Senin (28/11/2022). Berikut sosok DDS yang habisi keluarga kandung. (Kolase Tribun)

Baca juga: Anak Pakai Arsenik untuk Racuni Keluarganya hingga Tewas di Magelang, Dokter: Kadarnya Sangat Tinggi

Pemuda berinisial DDS (22) mengaku membunuh keluarganya karena terbebani ekonomi dan sakit hati.

DDS pun sudah dua kali berencana melakukan pembunuhan.

Percobaan pertama, DDS diketahui memasukkan racun arsenik pada minuman dawet yang dibelinya, namun hal tersebut tidak membunuh keluarganya lantara dosis racun yang sedikit.

ART keluarga itu, Sartinah (48), mengungkapkan memang korban sempat keracunan setelah minum es dawet tiga hari lalu.

"Bapak, ibu, sama anaknya yang pertama (Dea) itu sempat kayak keracunan habis minum es dawet. Tiga hari lalu."

"Ibu dan anaknya sudah sembuh. Sudah berobat, cuma Bapak lagi pemulihan," ungkapnya.

Sementara itu, Agus Kustiardo (58) kakak ipar korban menjelaskan saat peristiwa itu terjadi, Agus sedang berada di rumah sakit untuk mengantarkan kakak tertuanya berobat.

Sesampainya di rumah sakit, Agus mendapat kabar jika adik, adik ipar, dan keponakannya ditemukan tergeletak pingsan di rumah.

Padahal, kata dia, beberapa saat sebelumnya sempat bertemu keluarga adiknya dalam kondisi sehat.

Ketika menemukan korban dalam kondisi tak sadarkan diri, Agus tak tahu pasti apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal.

"Saya enggak berani langsung bawa ke rumah sakit, karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua."

"Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (anak kedua korban yang juga terduga pelaku)," terang Agus, Senin, dikutip dari TribunJogja.com.

Kasus Munir

Berikut sejumlah fakta mengenai hacker Bjorka yang klaim retas data milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga bongkar dalang dibalik pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. (Istimewa)

Rupanya racun arsenik juga pernah membuat Munir Said Thalib meninggal dunia, 18 tahun lalu.

Munir meninggal pada 7 September 2004, dirinya diracun ketika sedang dalam penerbangan menuju Belanda.

Hingga kini kasus kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) tersebut masih belum terpecahkan.

Pada 20 Desember 2005, seorang pilot pesawat Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto, dijatuhi vonis 14 tahun penjara sebagai aktor pembunuhan Munir, melansir Kompas.com.

Baca juga: Bahaya Racun Arsenik, Penyebab Tewasnya Satu Keluarga di Magelang

(Simak kronologi lengkap kematian Munir >>>> link)

Munir yang berangkat dari Jakarta dalam keadaan sehat, meninggal dunia sebelum pesawat mendarat di Amsterdam.

Temuan racun dalam tubuh Munir Jenazah Munir sempat diautopsi oleh pemerintah Belanda, sebelum kembali dibawa ke Indonesia untuk dimakamkan.

Pada 12 September 2004, jenazah Munir pun dimakamkan di Kota Batu, Jawa Timur.

Berselang dua bulan setelah kematian Munir, Institut Forensik Belanda (NFI) mengabarkan bahwa racun arsenik dalam jumlah dosis yang fatal ditemukan di tubuh sang aktivis HAM.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting) (Kompas.com/Tri Indriawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini