News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gubernur Bali Bicara Pertanian & Pupuk Organik untuk Ekosistem sekaligus Hasilkan Pangan Berkualitas

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Bali I Wayan Koster (kemeja merah) saat menghadiri Festival Petani Mandiri, Kamis (1/12/2022).

Laporan Reporter Tribunnews.com,  Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Petani Muda Keren menggelar Festival Petani Mandiri yang diselenggarakan di Jatiluwih Rice Terrace, Tabanan, Bali. Kegiatan ini diadakan bagi petani se-Bali dan Jawa.

Pada kesempatan itu, Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan bahwa pertanian organik adalah pertanian yang tidak boleh mematikan unsur kehidupan lainnya.

"Dulu pertanian kita di zaman orde baru dibombardir dengan pupuk urea, kimia dan bahkan pestisida. Kita dapat manfaat ekonominya tapi mematikan ekosistem alam dan mencemari lingkungan. Kehidupan yang ada di tanah seperti cacing itu mati dan tanah jadi rusak. Selain itu pencemaran air," kata I Wayan Koster, di Tabanan, Bali (1/12/2022).

Menurutnya, pertanian organik itu sebenarnya untuk menjaga ekosistem itu sendiri.

"Maka slogannya adalah pertanian organik, panganku sehat dan berkualitas. Tidak saja sehat tapi berkualitas," tambahnya.

I Wayan Koster mengatakan, hasil dari sistem pertanian organik membuat pangan menjadi berkualitas dan sehat.

Ditambah lagi, hasil pangan yang berkualitas tersebut bisa meningkatkan taraf ekonomi petani.

"Kemudian yang utama lagi adalah nilai ekonomi naik. Apalagi lahan kita semakin berkurang, maka produktivitas dan nilai tambah harus ditingkatkan. Itulah pertanian organik," terangnya.

Wayan Koster menambahkan, Bali menjadi satu-satunya Provinsi di Indonesia yang memiliki peraturan daerah tentang sistem pertanian organik.

Dia memastikan pihaknya akan mewujudkan sistem organik dari hulu hingga hilir.

"Jangan membuat Bali ini tergantung terlalu banyak dengan luar daerah. Semua yang menjadi kebutuhan dasar (masyarakat) ini harus dipenuhi sendiri dari alam Bali. Ini harus kita bangun dan berdayakan sepenuhnya untuk masyarakat Bali," ucapnya.

Selain itu, Wayan Koster menargetkan pada 2024 semua produk pangan, buah dan sayuran di Bali harus organik.

Baca juga: Stok Pupuk Bersubsidi Menipis Mentan Minta Petani Gunakan Pupuk Organik

"Semua sistem pertanian di Bali harus organik di 2024 paling lambat. Kalau Bali sudah pulau organik, maka pangan yang masuk ke Bali harus organik. Kalau tidak organik, tolak. Hotel dan restoran di Bali wajib menggunakan produk organik," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, founder Petani Muda Keren, AA Gedung Gedhe Wedhatama memiliki visi untuk mengembalikan kesuburan tanah di Indonesia dengan cara bertani organik.

Pria yang akrab disapa Gung Wedha ini mengatakan bahwa komunitas Petani Muda Keren merupakan sekumpulan para petani yang terjun membangun pertanian terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

Visi dari komunitas itu adalah bertani secara organik.

"Kita membuat yang namanya Integrated value chain farming, rantai pertanian yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Visi kami pertama bertani organik atau bertani yang neutral farming, bertani yang selaras alam. Jadi kita bertani yang memuliakan alam, menjaga tanah, air dan hutan," kata Gung Wedha.

Para petani juga diajak untuk bertani secara organik. Pasalnya, pertanian organik penting untuk mengembalikan kesuburan lahan pertanian dan meningkatkan produksi pangan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah penggunaan pupuk organik seperti MagneWish.

Founder MagneWish, Didik Pribadi mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung adanya pertanian organik di Indonesia.

Untuk itu, MagneWish hadir sebagai pupuk berkualitas untuk mendorong sistem pertanian organik.

"Magnewish Bersama komunitas petani muda bali dan gerakan Petani muda keren membuat petani sejahtera tanpa subsidi. Magnewish terbuat dari bahan organik yang bisa membuat penghasilan atau pendapatan petani bertambah karena hasil pertanian yang meningkat," terangnya.

Didik menyampaikan hasil uji coba MagneWish terbukti meningkatkan hasil panen lebih dari 20 persen dan mampu mengurangi pemakaian pupuk kimia.

Baca juga: Pakar Pertanian: Jerami Bisa Jadi Pengganti Pupuk Anorganik

"Pengurangan pupuk kimia yang mahal dan terkadang sulit ditemukan di pasaran akan meningkatkan keuntungan petani. Selain itu, pengurangan pemakaian pupuk kimia juga akan mengurangi bebas subsidi negara. MagneWish merupakan solusi berkelanjutan untuk pertanian," tandas Didik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini