Mereka juga menganiaya 6 teman seangkatan Prada Indra.
Marsma Indan Gilang mengatakan fakta ini terungkap setelah dilakukan penyelidikan.
"Pada penyidikan kasus meninggalnya Prada Muhamad Indra Wijaya, Pomau Koopsud III menemukan adanya tindakan kekerasan terhadap enam prajurit lainnya," jelasnya pada Sabtu (26/11/2022).
Keenam korban lain saat ini dinyatakan sehat meski menjadi korban penganiayaan.
Terkait motif penganiayaan, ia mengungkap jika para senior ini sedang menjalankan pembinaan disiplin.
Baca juga: Prada Indra Awalnya Dinyatakan Meninggal karena Dehidrasi Usai Futsal, Ternyata Kepalanya Berdarah
Keluarga curiga dengan kematian Prada Indara
Kakak Prada Indra, Rika Wijaya, menceritakan awal mula kecurigaan keluarga terkait penyebab kematian Prada Indra.
Hal itu bermula ketika keluarga menerima peti jenazah Prada Indra dalam kondisi digembok.
Pihak TNI AU juga memberitahu Prada Indra meninggal karena dehidrasi berat usai berolahraga, namun keluarga tidak percaya.
Ketika keluarga ingin membuka gembok tersebut, petugas TNI AU yang mengantar mengatakan tidak diberi kuncinya.
"Kejanggalannya adalah ketika kami membuka peti jenazah, pihak keluarga bertanya kunci gembok peti jenazah di mana. Beliau (perwakilan TNI AU) menjawab bahwa tidak diberikan kunci dari dari sananya, dari Biak sendiri enggak dikasih kunci," ungkapnya pada Rabu (23/11/2022), dikutip dari Kompas.com.
Keluarga pun berinisiatif membuka paksa gembok menggunakan palu.
Baca juga: Nasib 4 Prajurit TNI AU yang Diduga Aniaya Prada Indra hingga Tewas: Ditahan dan Terancam Dipecat
Ketika peti berhasil dibuka, keluarga kaget karena saat membuka kain kafan di bagian kepala keluar darah.
"Kami buka kain kafannya mulai dari bagian kepala. Nah mulai dari bagian kepala yang kami lihat adalah darah," tambahnya.