Ia juga membantah soal pernyataan yang menyebut kejadian itu dipicu utang terkait proyek senilai Rp 280 juta.
Menurutnya, persoalan terkait Harnoko yang hendak menjual rumah kepada anaknya.
Baca juga: Polisi Masih Buru Pelaku yang Aniaya Sopir Taksi Online di Purworejo hingga Tewas
Namun, setelah Harnoko menerima uang Rp 50 juta, ternyata rumah yang dimaksud tidak ada.
"Sebelumnya, anak saya sempat akan melaporkan Harnoko dengan dugaan penipuan, tapi saya larang."
"Kebetulan itu bukan uang anak saya, tapi punya mertuanya. Tadi mertuanya nagih."
"Sama saya dibikin clear bahwa uang bukan sama anak-anak, melainkan masuk ke Harnoko yang nawarkan rumah," ungkapnya.
US menyebut, pertemuan itu terjadi setelah ia mengundang Harnoko untuk melakukan konfirmasi.
"Setelah bertemu, istri anak saya malah dikasari sama Harnoko, lalu cekcok di desa sama anak saya. Di sana saya coba lerai dan tidak ada masalah," jelasnya.
Yang jadi permasalahan, kata US, kakak Harnoko diduga menjadi provokator sehingga membuat suasana memanas.
Akhirnya, lanjutnya, ia melerai dengan memegangi badan agus, dan anaknya dipegangi oleh aparat desa.
"Harnoko tidak ada yang memegang, akhirnya dia sempat menjambak rambut anak saya."
"Lalu semakin tak terkendali, anak saya mukul sekali dan Harnoko langsung ambruk," terangnya.
Baca juga: 5 Fakta Viral Video Jemaah Pukul Imam Masjid saat Salat di Bekasi, Pelaku Derita Gangguan Saraf
US menyebut, kejadian itu direkayasa oleh Harnoko agar seolah-olah ia berutang soal proyek di Jatigede.
Terpisah, Ketua Asosiasi Perangkat Desa Indonesia (Apdesi) Kabupaten Sumedang, Welly Sanjaya menyerahkan kasus tersebut ke Polres Sumedang.
"Biar nanti hukum yang membuktikan," ucapnya, dilansir TribunJabar.id.
Meski proses hukum berlangsung, kata dia, tak ada salah jika kedua pihak bertemu untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Kedua belah pihak dapat segera bertemu dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara baik-baik," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Kiki Andriana)