Istrinya rutin salat tahajud setiap pukul 03.00 WIB dilanjutkan dengan wiridan sambil menunggu waktu subuh.
Santoso sendiri baru beranjak tidur sekitar pukul 01.00 WIB.
Itu juga sudah menjadi kebiasaan Santoso tidur di atas pukul 00.00 WIB.
"Tiba-tiba kira-kira sekitar pukul 03.05 WIB, pintu kamar digedor-gedor. Saya bangun tapi antara kondisi sadar dan tidak. Saya dibangunkan oleh istri karena ada yang menggedor-gedor pintu kamar," ujarnya.
Baca juga: Biodata Wali Kota Blitar Santoso, Korban Perampokan dan Penyekapan di Rumah Dinas
Malah, awalnya, Santoso mengira terjadi gempa bumi ketika mendengar suara pintu kamar digedor-gedor.
"Saya kira ada gempa, ketika dalam kondisi antara sadar dan tidak, tiba-tiba pintu kamar sebelah timur sudah dijebol. Ada 3 orang masuk kamar," katanya.
Tiga pelaku yang masuk kamar langsung menyergap Santoso dan istrinya.
Kemudian, pelaku menyuruh Santoso tengkurap.
Kaki dan tangan Santoso diikat pelaku.
Mulut dan mata Santoso juga ditutup menggunakan lakban.
"Saya disuruh tengkurap ke lantai, menghadap ke timur. Tangan diikat. Kaki juga diikat. Demikian juga istri saya, tapi istri saya dalam posisi berdiri menghadap utara," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Blitar Santoso, Istri & 3 Satpol PP Disekap & Dilakban Perampok, Uang Rp 400 Juta Raib
Setelah menyekap, pelaku meminta Santoso menunjukkan lokasi brankas di rumah dinas.
"Pelaku bilang 'brankas bapak dimana?', selama ini saya tidak punya brankas," katanya.
Pelaku sempat menendang dan memukul Santoso yang sudah dalam kondisi disekap dengan tangan dan kaki diikat serta mulut dan mata dilakban karena dikira bohong tidak mau menunjukkan lokasi brankas.