News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Meninggal di Magelang

Dhio Daffa Jalani Proses Rekonstruksi Kasus Sianida, Tak Ada Ekspresi Tertekan Saat Reka Adegan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka DDS (22) menjalani rekonstruksi atau reka ulang peristiwa pembunuhan berencana terhadap tiga keluarganya di rumahnya di Jalan Sudiro Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/12/2022).

TRIBUNNEWS.COM - Polresta Magelang, Jawa Tengah menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Senin (19/12/2022).

Tersangka, Dhio Daffa Syadilla (22) dihadirkan untuk menjalani proses rekonstruksi pembunuhan yang ia lakukan terhadap ayah, ibu dan kakaknya.

Plt Kasat Reskrim Polresta Magelang, AKP Setyo Hermawan, mengatakan ada 17 adegan yang diperagakan oleh tersangka mulai dari perencanaan hingga eksekusi pembunuhan.

Diketahui, tersangka menggunakan racun sianida untuk membunuh anggota keluarganya.

"Rangkaian mulai dari perencanaan sampai dengan eksekusi sudah ada suatu benang merah, kami sudah yakini itu sudah kami kunci dan itu akan membuat terangnya proses penyidikan ini. Kurang lebih ada sekitar 17 adegan," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.

Baca juga: Terungkap Asal Mula Dhio Memiliki Ide Membunuh Keluarganya Menggunakan Zat Kimia Sianida

Saksi yang diharirkan dalam proses rekonstruksi ini yakni Asisten Rumah Tangga (ART), Sartinah dan anaknya.

Keduanya merupakan orang yang membantu tersangka mengangkat jenazah para korban.

"ART, ada anaknya dan satu orang keluarga tadi yang ikut mengangkat. ART kami minta bantuan sebagai pemeran karena yang bersangkutan turut serta proses rangkaian peristiwa itu, jadi yang bersangkutan kami mintai sebagai pemeran ART," ungkapnya.

Ketika proses rekonstruksi, tersangka terlihat datar tanpa ada raut muka bersedih dan memperagakan adegan dengan luwes.

Bahkan beberapa pertanyaan dari petugas dapat dijawab tersangka dengan tegas.

Penasihat Hukum tersangka, Satria Budhi menjelaskan kliennya tidak ada tekanan dan konsisi psikologinya baik ketika menjalani proses rekonstruksi.

"Saya lihat tidak ada tekanan, dan dia dari awal tertangkapnya pun tidak ada ekspresi tertekan, memberikan keterangan dengan sewajarnya," terangnya dikutip dari TribunJogja.com.

Baca juga: Takaran Sianida yang Digunakan Dhio untuk Membunuh Keluarganya, Racun Dibeli dengan Uang Orangtua

Satria Budhi juga mengatakan beberapa adegan yang diperagakan oleh tersangka mulai dari mendapat racun hingga tertangkap.

"Terus, adegan menuangkan racun, proses membantu korban, dan lain sebagainya. Hingga terakhir, proses penangkapan tersangka," tambahnya.

Menurutnya, setelah menjalani rekonstruksi tersangka menitipkan pesan minta maaf ke keluarga ibu dan ayahnya.

"Jadi meminta maaf dan penyesalan," ujarnya.

Motif pembunuhan 

Tampang Dhio Daff, pelaku pembunuhan sekeluarga di Magelang. Dhio Tega Racuni Keluarganya. (Kolase Twitter/Tribunnews.com)

Polisi mengungkap kebohongan tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah.

Tersangka, Dhio Daffa terungkap pernah dimodali uang oleh orang tuanya sebesar Rp 400 juta pada awal tahun 2021 untuk investasi perluasan lahan parkir di wilayah Yogyakarta.

Namun, uang tersebut justru dipakai tersangka untuk foya-foya dan sebagian uangnya dipakai membeli racun yang digunakan untuk membunuh orang tua dan kakak tersangka.

Hal ini diungkapkan Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun.

Baca juga: Anak Bunuh Keluarga Pakai Racun Arsenik dan Sianida di Magelang, Saudara Enggan Jenguk Pelaku

"Namun kenyataannya itu tidak sesuai dengan faktanya, sehingga kami dapat menyimpulkan sejumlah uang tersebut digunakan tersangka untuk hal-hal lain, untuk foya-foya."

"Selain itu, uang itu juga untuk membeli zat kimia yang digunakan oleh tersangka untuk melakukan pembunuhan terhadap keluarga terdekatnya, kedua orang tua dan kakak kandungnya," ujarnya dikutip dari TribunJogja.com.

AKBP Mochammad menjelaskan, tersangka sempat mengembalikan uang modal investasi tersebut sejumlah Rp 120 juta dan diberikan secara bertahap agar tidak dicurigai orang tuanya.

"Setelah kami dalami kembali kepada tersangka itu hanya alasan belaka. Yang mana, dari modal Rp 400 itu sebanyak Rp 120 juta dikembalikan kepada orang tuanya dengan alasan inilah seakan-akan hasil (keuntungan) investasinya dia. Ternyata itu adalah uang modal yang diberikan orangtuanya kepada tersangka, ya itu Rp 400 juta tadi," terangnya.

Ia menambahkan, tersangka sempat bingung untuk mengembalikan modal uang dari orang tuanya yang kurang Rp 280 juta.

Uang sebesar itu sudah habis digunakan tersangka untuk bersenang-senang.

Menurutnya, tersangka merasa kesal terus ditagih uang oleh orang tuanya, sedangkan uang modal yang diberikan sudah habis.

Hal inilah yang menjadi motif tersangka membunuh kedua orang tuanya dan kakak kandung.

Baca juga: DDS Bunuh Keluarganya dengan Racun Arsenik dan Sianida, Beli Secara Online Pakai Uang dari Orangtua

"Apalagi mungkin karena juga tersangka yang biasanya mendapatkan uang jajan dari kedua orangtuanya, karena ortunya juga baru selesai pensiun. Di situlah puncak untuk tersangka memiliki niat pembunuhan kepada kedua orang tuanya, dan kakak kandungnya," pungkasnya.

Polisi menduga motif inilah yang bisa menjadi motif utama pembunuhan dan bukan motif awal yang diungkapkan tersangka.

Dhio Daffa sempat berbohong motif pembunuhan yakni sakit hati menjadi tulang punggung keluarga.

Pengakuan Dhio Daffa

Dhio Daffa dihadirkan dalam konferensi pers dan mengakui pernah diberi modal Rp 400 juta oleh orang tuanya.

"Selama ini minta uang ke orangtua. Kalau dijatah perbulan tidak ada, cuma mintanya itu alasannya mengajak untuk investasi, sekitar Rp400 juta," ujar Dhio dikutip dari TribunJogja.com.

Uang investasi yang diberikan pada tahun 2021 ini belakangan ditagih terus oleh orangtua Dhio yang kini menjadi korban pembunuhan.

Baca juga: Dhio Daffa Gunakan 2 Sendok Sianida untuk Bunuh Keluarganya, Polisi: 2 Miligram Sudah Mematikan

Dhio menjelaskan, dari total Rp 400 juta yang diberikan orangtuanya, hanya sebagian yang diinvestasikan.

"Iya, ditagih terus daripada hasil investasi yang sudah diberikan," jelasnya.

Pria berusia 22 tahun ini juga mengaku memakai sebagian uang tersebut untuk kebutuhan pribadi.

"Hanya sebagian kecil saja untuk investasi, sebagian lagi saya gunakan sendiri," terangnya.

Terkait model investasi yang dilakukan, Dhio belum memberikan jawabannya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini