Dilansir dari TribunJateng.com, Jody merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2017 dan berasal dari Bangka Belitung.
Teman Jody, Akbar menjelaskan Jody sedang menumpang di rumah kontrakannya dan sempat mengeluhkan sakit perut.
Namun Jody enggan untuk ke dokter hingga ditemukan meninggal dunia.
Sebelum meninggal Jody sempat diantar Akbar untuk memesan bus pulang ke Bangka dan sempat mampir ke minimarket.
Setelah dari minimarket, Jody yang membonceng turun dari motor dan berjalan menuju kamar.
Jody jatuh di teras depan kontrakan dan sempat merintih kesakitan.
Tidak lama setelah itu korban sudah tidak bernafas dan Akbar melaporkan kejadian ini ke pemilik kontrakan.
Jody diduga kerap mengkonsumsi mie instan dan begadang untuk menyelesaikan skripsinya.
Baca juga: Beda Kesaksian Peserta dan Panitia Terkait Penyebab Ketua RT Meninggal di Acara Tarik Tambang
Kata pihak kampus Unnes
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FBS Unnes, Dr. Eko Raharjo mengatakan Unnes bertanggung jawab dan mengawal kepulangan almarhum.
Menurutnya Jody masih berstatus mahasiswa Unnes dan hanya menunggu diwisuda.
"Beliau baru menyelesaikan skripsi dan tinggal wisuda, namun ternyata sakit, padahal rencananya mau pulang, tapi ternyata Allah berkehendak lain," jelasnya dikutip dari TribunJateng.com.
Dr. Eko Raharjo telah berkomunikasi dengan keluarga Jody di Bangka Barat dan pihak keluarga menghendaki lokasi pemakaman di kampung halaman Jody.
Bantuan yang diberikan Unnes yakni membantu hingga pemberangkatan jenazah sesuai prosedur dari kepolisian maupun pihak rumah sakit.
Ia juga memastikan Jody akan tetap menerima gelar karena haknya sebagai sarjana dan telah menyelesaikan persyaratan penyelesaian pendidikan.
"Sudah sah menyelesaikan skripsi dan dosen sudah menandatangani surat penyelesaian skripsi, dan berencana pulang untuk mengabari keluarga tentang wisuda tersebut," ujarnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Amanda Rizkyana)