TRIBUNNEWS.COM - Tinggi gelombang di perairan Karimunjawa dan Jepara mengakibatkan sekitar 305 wisatawan tertahan di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
Para wisatawan ini berangkat ke Pulau Karimunjawa pada Kamis (22/12/2022) dan berencana pulang pada Minggu (25/12/2022).
Namun, karena kondisi cuaca tidak memungkinkan kapal untuk berlayar membuat para wisatawan ini harus menunda kepulangannya.
KMC Express Bahari dan KMP Siginjai, dua kapal yang melayani penyeberangan dari Karimunjawa ke Jepara dihentikan untuk keselamatan pelayaran.
Dilansir TribunBanyumas.com, penghentian dua kapal tersebut dimulai dari Jumat (23/12/2022) hingga cuaca kembali normal dan dinyatakan aman.
Baca juga: Kata Wisatawan Terjebak di Karimunjawa: Stok Makanan di Hotel Habis, Saya Mulai Panik
Kondisi cuaca ekstrem ini diperkirakan terjadi hingga akhir Desember 2022.
Untuk mengevakuasi para wisatawan yang tertahan di Pulau Karimunjawa, pemerintah akan menggunakan KM Kelimutu.
KM Kelimutu diperkirakan masih bisa beroperasi di tengah gelombang tinggi.
Solusi ini diambil setelah ada koordinasi antara Pemkab Jepara, Pemprov Jawa Tengah, dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Pemilihan KM Kelimutu sebagai kapal untuk evakuasi karena memiliki spesifikasi lebih besar daripada dua kapal yang melayani pelayaran Jepara-Karimunjawa.
Proses evakuasi akan dilakukan pada Selasa (27/12/2022) sebelum pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Cerita Wisatawan Terdampar di Karimunjawa: Stok Makanan Habis, Warung Tutup, Tidak Ada Bensin
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, mengatakan akan membantu para wisatawan yang tertahan di Pulau Karimunjawa dengan berbagai cara.
Mulai dari pembuatan dapur umum hingga menyipakan tempat menginap yang bisa ditempati para wisatawan yang kehabisan uang.
"Selain posko aduan dan dapur umum, Pemkab Jepara akan menghubungi Pengusaha Hotel Resort Indonesia (PHRI) untuk meminta memberikan diskon khusus kepada wisatawan supaya tidak memberatkan," jelasnya, Minggu, dikutip dari TribunMuria.com.