News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala Sekolah MTs di Gresik Dicopot, Aniaya 15 Siswi yang Jajan di Luar, 4 di Antaranya Pingsan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kekerasan. Seorang kepala sekolah di Gresik memukul 15 siswinya karena jajan di luar sekolah. Kini kasus ini telah dilaporkan ke polisi.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang Kepala Sekolah MTs Nurul Islam di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur berinisial AN dilaporkan ke polisi karena memukul 15 siswinya.

Para korban pemukulan merupakan siswi kelas IX dan empat diantaranya pingsan setelah dipukul.

Aksi pemukulan dilakukan AN untuk memberikan hukuman kepada para siswi yang jajan di luar sekolah.

Mengetahui kejadian ini, pihak yayasan Nurul Islam langsung mencopot AN dari jabatan Kepala Sekolah.

Ketua Yayasan Nurul Islam, Ali Muchsin menyesalkan perbuatan yang dilakukan AN kepada para siswi.

Baca juga: Belasan Siswi di Gresik Ditampar Kepala Sekolah, Sebagian Ada yang Jatuh Pingsan

Kini pihak yayasan telah menunjuk pelaksana tugas sementara untuk mengisi posisi Kepala Sekolah.

"Dengan kejadian tersebut kami dari yayasan langsung mengambil tindakan cepat. Pertama, kami langsung memberhentikan kepala sekolah dan menunjuk Plt baru, dari Waka dan seorang perempuan," ungkapnya dikutip dari TribunJatim.com.

Kini pihak yayasan mencoba mendatangkan psikolog untuk siswi yang mengalami kekerasan.

Proses trauma healing diperlukan agar para siswi tidak terganggu dalam proses belajar mengajar.

Menurut Ali Muchsin pencopotan AN dari jabatan Kepala Sekolah dilakukan untuk menghilangkan trauma para korban.

"Kalau beliaunya (AN) masih di sini nanti tidak bisa trauma healing, sebab anak-anak masih bertemu," terangnya.

Baca juga: Kepala Sekolah di Gresik Dilaporkan ke Polisi Karena Menampar Belasan Siswi: 4 Orang Pingsan

Para korban saat ini duduk di kelas IX dan sebentar lagi akan menjalani ujian.

"Mereka rata-rata kelas IX, saya khawatir psikis mereka terganggu, sehingga pembelajaran dan kelulusan juga terganggu," jelasnya pada Kamis (5/1/2023) dikutip dari Kompas.com.

Wali Murid Laporkan ke Polisi

Ilustrasi kekerasan. (Tribun Pekanbaru)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini