TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu ini, permainan lato-lato menjadi tren di kalangan anak hingga dewasa.
Permainan dua bola yang dipantulkan ini hampir dimainkan oleh anak-anak di berbagai daerah.
Saking banyaknya yang memainkan lato-lato, tak jarang banyak keluhan yang keluar.
Satu di antaranya Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Ia melarang putranya, Jan Ethes untuk bermain lato-lato.
Bukan tanpa alasan, Gibran melarang putra sulungnya bermain lato-lato karena bunyinya yang berisik dan berpotensi membuat anak malas belajar.
Baca juga: Lato-lato Makan Korban, Anak di Kalbar Harus Operasi Mata, Siswa Diimbau Tak Membawa ke Sekolah
"Saya larang. Saya larang di keluargaku (bermain lato-lato), berisik," kata Gibran.
Kompas.com mewartakan, Gibran mengaku tak tahu jika anaknya ternyata sudah mempunyai permainan lato-lato.
"Ngerti-ngerti wis duwe (tahu-tahu sudah punya)," jelas Gibran.
Ia juga memprediksi jika tak lama lagi permainan tersebut akan tenggelam karena hanya permainan musiman.
"paling sebulan lagi sudah pada bosan anak-anak," ucapnya.
Baca juga: Viral Permainan Lato-lato Memakan Korban, Kemenkes Buka Suara
Sementara soal beberapa daerah yang melarang membawa lato-lato ke sekolah, Gibran juga mengungkapkan pendapatnya.
"Segala jenis mainan yo rak oleh digowo neng sekolah (segala jenis mainan ya tidak boleh dibawa ke sekolah). Mosok neng sekolah gowo dolanan (masak ke sekolah bawa permainan)," tandasnya.
Pesisir Barat Lampung dan Bandung Barat Larang Lato-lato Dibawa ke Sekolah